Pandemi Picu Anak Jadi Pendiam, Ajak Main Ini Agar Jago Sosialisasi

Anak bermain
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Tidak dapat disangkal bahwa bermain sangat penting bagi anak-anak. 94 persen anak-anak yang disurvei dalam Lego Play Well Global Study 2020 mengatakan bahwa bermain membantu mereka mempelajari hal-hal baru, termasuk kepekaan terhadap lingkungan dan sosialisasi.

Dharma Sebut Bio Weapon untuk Pandemi Selanjutnya Sudah Disiapkan, Gong Kematian Pengusaha Jakarta

Dijelaskan parenting expert, Rensia Sanvira, bahwa situasi pandemi yang menghambat pergerakan memicu minimnya interaksi sosial, termasuk pada anak-anak. Meski baik untuk mencegah paparan penyakit, namun situasi ini menumbuhkan pribadi yang kurang peka.

"Kurang kepekaan terhadap orang lain, anak jaman sekarang kurang peka karena interaksi sosial sangat berkurang saat ini. Nanti skill ini berpengaruh untuk dia remaja, dewasa dan berumahtangga. Jadi timbul probem saat menikah, karena tidak pernah diajarin saat mereka kecil," ujar Rensia dalam acara bertajuk 'Bebaskan Kreasimu' bersama Lego, baru-baru ini.

KPU DKI Sebut Persiapan Pilgub Jakarta 90 Persen, Logistik sudah Didistribusikan ke Kecamatan

Selain itu, akan jadi tantangan tersendiri saat anak lebih sibuk dengan gawai dibanding berkomunikasi. Di masa yang akan datang, anak akan kesulitan berinteraksi sehingga malah menimbulkan permasalahan ketika mencoba berkomunikasi namun dengan cara yang tidak tepat.

"Sering terjadi kalau komunikasi di gadget dengan teman seru tapi di dunia nyata mereka susah untuk ngobrol. Padahal skill komunikasi penting untuk mereka tumbuh dewasa, orangtua harus membiasakan. Kita harus carikan aktivitas seru untuk anak sekaligus berkomunikasi," tuturnya.

Selain Memudahkan, Transparansi Juga Bisa Dicapai Dengan Model Pembayaran Digital

Daya juang anak pun dirasa sangat minim lantaran jarang diberi tanggungjawab saat di rumah. Tak jarang, minimnya bonding dengan orangtua membuat anak sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Untuk itu, Rensia menganjurkan bahwa orangtua perlu memberikan waktu bermain bersama minimal satu jam, dengan catatan harus jauh dari gadget.

"Anak-anak belajar ini dari proses bermain. Kita bisa stimulasi otak anak dengan berpikir dari apa yang dia mainkan. Yang dia mainkan bisa membuat dia jadi kreatif, membuat perencanaan, latih memecahkan masalah dari bermain lego bricks. Main enggak hanya buat anak senang, di sana awal mereka gunakan pikiran untuk belajar sesuatu," ujarnya.

Senada, 91 persen orang tua juga setuju akan hal itu dan percaya bahwa bermain dengan mainan seperti Lego bricks telah membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah.

9 dari 10 orang tua yang disurvei juga melihat bermain sebagai hal yang penting untuk menciptakan hubungan yang kuat dengan anak mereka, membantu mereka memahami anak dengan lebih baik, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Padahal, anak sendiri ingin memiliki waktu bermain keluarga yang lebih banyak. 

"Di The LEGO Group, kami ingin setiap anak mengalami permainan kreatif saat mereka belajar memecahkan masalah, menjadi kreatif, dan mengembangkan ketekunan. Tidak ada kreasi LEGO yang benar atau salah, dan setiap orang bebas berekspresi melalui kreasi mereka. Pada saat yang sama, mereka akan bersenang-senang membangun LEGO bricks bersama keluarga dan teman mereka," ujar Marketing Director The LEGO Group di Asia Tenggara, Rohan Mathur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya