Pandemi COVID-19, Anak-anak Hadapi Banyak Tantangan

Ilustrasi sekolah atau belajar online.
Sumber :
  • IIUM Today

VIVA – Pandemi COVID-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Indonesia memberi dampak sangat besar. Tidak hanya kepada masyarakat dewasa, tapi juga berimbas kepada anak-anak.

PPATK: Usia Pemain Judi Online Semakin Rendah, di Bawah 10 Tahun

Hal ini dinyatakan oleh UNICEF pada publikasi yang berjudul COVID-19 dan Anak-anak di Indonesia: Agenda Tindakan untuk Mengatasi Tantangan Sosial Ekonomi. 

Dokumen tersebut menyajikan bukti bahwa virus corona telah secara luas mengganggu kestabilan pendapatan keluarga-keluarga Indonesia. Sebagian besar dari mereka tidak tercakup dalam sistem jaminan sosial yang menargetkan masyarakat dalam kemiskinan ekstrem.

KPAI Tolak Mentah-mentah Wacana Wakil Menkeu soal Pengenaan Pajak pada Judi Online

Salah satu rekomendasi UNICEF agar pandemi tidak menyebabkan kerugian jangka panjang terhadap anak-anak di Indonesia, yang dicantumkan dalam dokumen posisi tersebut, adalah dengan memenuhi kebutuhan dan jaminan sosial untuk anak-anak, terutama dari keluarga yang berdampak secara ekonomi oleh pandemi.

Di sisi lain, Program Manager Lentera Anak, Nahla Jovial Nisa, membeberkan beberapa permasalahan utama yang dihadapi anak selama pandemi COVID-19. Apa saja? 

PPATK Ungkap 197 Ribu Anak-Anak Terpapar Judi Online di Indonesia

"Yakni kesulitan mengakses layanan kesehatan dasar, kesulitan mengakses layanan pendidikan berkualitas, tinggal di kawasan rawan bencana, rentan mendapat kekerasan dan dieksploitasi. Selain itu, terbatasnya dukungan bagi anak dengan disabilitas, orangtua mereka kehilangan mata pencaharian, dan menjadi yatim piatu karena orangtua meninggal akibat terpapar COVID-19," kata dia. 

Bahkan, Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat, hampir 8.400-an anak usia 0 hingga 17 tahun menjadi yatim piatu, karena COVID-19 telah merenggut nyawa orangtua mereka, di mana jumlah tersebut tersebar di 20 provinsi.

Melihat fakta dan kondisi tersebut, Kalale Instant Babywear, tergerak untuk membantu anak-anak yang terdampak pandemi COVID-19. Mereka memberikan donasi sembako serta bantuan dana untuk pembangunan kembali salah satu sekolah di Sumba, yang hancur akibat banjir bandang dan angin kencang. 

Salah satu owner Kalale, Febrina Oktaviani, mengatakan, sejak awal berdiri mereka memiliki visi untuk berbagi kebahagian untuk para ibu dan anak di seluruh Indonesia. 

Untuk mewujudkan visi tersebut digagaslah program Kalale Smile, untuk menyisihkan sebagian keuntungan dari penjualan ke platform WeCare, untuk selanjutnya didonasikan. 

Tidak terbatas dengan donasi rutin yang dilakukan Kalale dengan WeCare, Febrina mengatakan, mereka berpartner dengan lembaga donasi lain untuk membantu ibu serta anak Indonesia yang membutuhkan. 

"Harapan kami semoga yang kami lakukan ini bisa bermanfaat bagi orang lain dan juga dapat menginspirasi yang lain juga untuk melakukan hal yang sama dalam skala yang lebih besar," kata dia. 

Bekerja sama dengan Jalin Mimpi, Kalale menyerahkan donasi kepada warga Papu, Sumba Timur. Donasi tersebut diserahkan pada 30 Agustus 2021 lalu.

Ilustrasi bayi

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

Konflik berkepanjangan di Timur Tengah kembali memakan korban jiwa yang mengejutkan. Hal itu diakibatkan adanya konflik Israel dengan Hizbullah di Lebanon.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024