Yuk Kenali Apa Itu Stunting, Ciri-ciri dan Cara Pencegahannya

Cegah stunting
Sumber :
  • vstory

VIVA – Yuk kenali apa itu stunting, ciri-ciri dan cara pencegahannya di artikel ini. Karena faktanya, stunting masih banyak ditemui di berbagai belahan dunia bahkan di Indonesia.

Temuan Mengejutkan Kasus Bocah Tewas Diduga Diperkosa Ayahnya di Jaktim

Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badannya saja, namun juga harus melihat dari postur tubuh. Ternyata, tinggi badan anak menjadi salah satu faktor yang menandai stunting. Masih banyak diantara kita yang belum memahami apa itu stunting. Berikut penjelasan selengkapnya.

Apa itu stunting?

Inilah 10 Manfaat Kolang-kaling yang Harus Anda Ketahui

Stunting adalah kurangnya gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali disebut sebagai faktor genetik dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat awam tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Mau Berat Badan Turun? Coba 5 Manfaat Bunga Telang yang Luar Biasa Ini!

Padahal, faktor genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya jika dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan.

Maka bisa dikatakan bahwa stunting sebenarnya bisa dicegah. Anak yang masih berusia dibawah 2 tahun dan mengalami faktor adanya stunting, maka harus segera ditangani dengan tepat agar bisa diatasi.

Apa penyebab stunting pada anak?

Banyak faktor penyebab terjadinya stunting pada anak, seperti asupan gizi yang buruk, sering terkena penyakit infeksi, bayi lahir premature, serta berat badan yang rendah.

Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja. Namun bisa dimulai sejak ia dalam kandungan. Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab stunting pada anak.

  • Kurang asupan gizi selama hamil

Kejadian stunting bisa disebabkan pada saat bayi masih di dalam kandungan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan yang bergizi, bernutrisi, dan berkualitas selama seseorang sedang mengandung.

Sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit. Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut hingga kelahiran. Oleh karena itu, penting untuk mencukupi berbagai nutrisi penting selama hamil.

  • Kebutuhan gizi anak tidak tercukupi

Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat makanan balita saat masih di bawah usia 2 tahun yang tidak terpenuhi.

Banyak teori yang menyatakan jika kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting. Khususnya asupan makanan yang mengandung zinc, zat besi, serta protein ketika anak masih berusia balita.

Ada sedikit perbedaan kondisi stunting yang dialami oleh anak usia 2 hingga 3 tahun dan anak dengan usia lebih dari 3 tahun.

Pada anak yang berusia di bawah 2-3 tahun, rendahnya pengukuran grafik tinggi badan menurut usia (TB/U) bisa menggambarkan proses stunting yang sedang berlangsung.

Sedangkan pada anak yang berusia lebih tiga tahun, kondisi tersebut menunjukkan jika kegagalan pertumbuhan anak memang telah terjadi (stunted).

Selain faktor diatas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting pada anak, seperti:

  • Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
  • Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan).
  • Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
  • Kurangnya konsumsi makanan bergizi karena tergolong mahal.

Untuk mencegahnya, ibu hamil perlu menghindari faktor di atas.

Ciri-ciri stunting pada anak

Perlu diketahui bahwa tidak semua anak balita yang memiliki postur tubuh yang pendek mengalami stunting.
Masalah kesehatan ini merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek dilihat dari standar baku pengukuran tinggi badan menurut usia berdasarkan standar WHO.

Menurut Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.

Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Berikut ciri-ciri stunting pada umumnya:

  • Pertumbuhan melambat
  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  • Pertumbuhan gigi terlambat
  • Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
  • Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
  • Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
  • Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan).
  • Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

Untuk mengetahui apakah tinggi anak normal atau tidak, kamu perlu secara rutin memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terdekat.

Bagaimana cara mencegah stunting?

Stunting menjadi permasalahan yang sudah tidak baru lagi. Namun permasalahan ini masih dianggap sepele dan masih banyak terjadi di berbagai daerah Indonesia.

Kasus stunting pada anak ini memiliki jumlah tertinggi jika dibandingkan dengan permasalahan gizi. Ada berbagai upaya untuk mencegah stunting yang bisa dilakukan.

Berikut cara mencegah stunting menurut Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yakni:

Cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin

  • Pemantauan kesehatan dan penanganan secara optimal, pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
  • Selalu lakukan pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
  • Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan, maupun puskesmas.
  • Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi (TKPM).
  • Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
  • Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
  • Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.

Kamu juga bisa mendiskusikan dengan dokter kandungan untuk melakukan pencegahan stunting yang sudah disarankan di atas.

Cara mencegah stunting untuk anak balita

  • Rutin untuk memantau pertumbuhan perkembangan balita.
  • Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita.
  • Melakukan stimulasi dini perkembangan anak.
  • Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan secara optimal untuk anak.

Lakukan diskusi dengan dokter anak untuk menyesuaikan dengan kebiasaan buah hati, agar pencegahan stunting bisa dilakukan.

Cara mencegah stunting untuk anak usia sekolah

Anak sekolah juga perlu diberikan pembekalan sebagai upaya pencegahan stunting, seperti:

  • Memberikan asupan gizi sesuai kebutuhan harian anak.
  • Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan kesehatan.

Lakukan secara perlahan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak.

Cara mencegah stunting Untuk remaja

Meski stunting pada remaja tidak bisa diobati, namun masih bisa dilakukan perawatan, di antaranya:

  • Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak memakai narkoba.
  • Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi

Kamu bisa memberikan edukasi tersebut pada anak yang sudah masuk usia remaja, yaitu 14-17 tahun.

Berikut cara mencegah stunting pada usia dewasa muda:

  • Memahami seputar keluarga berencana (KB)
  • Melakukan deteksi dini tentang penyakit menular dan tidak menular
  • Selalu menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak menggunakan narkoba.

Itulah penjelasan menganai apa itu stunting, ciri-cirinya, dan bagaimana cara pencegahannya yang dikutip dari berbagai sumber.

Pada dasarnya, untuk mencegah terjadinya stunting harus memperhatikan asupan gizi, serta status gizi calon ibu harus baik pula. Dan juga diiringi dengan memberikan asupan makanan yang berkualitas saat anak sudah lahir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya