Ahli Beberkan Bukti ASI Tak Tularkan COVID-19 pada Bayi

Ibu menyusui
Sumber :
  • Dokumentasi

VIVA – Pekan menyusui sedunia atau World Breastfeeding Week diperingati setiap minggu pertama di bulan Agustus.

Tengah Ramai Kasus HMPV, Seperti Apa Bahaya Penularan dan Gejalanya?

Direktur Gizi Masyarakat, Dr Dhian Probhoyekti MA mengatakan, pekan menyusui sedunia 2021, mengangkat tema global 'Protect Breastfeeding: A Shared Responsibility' yang diadaptasi menjadi tema nasional yaitu 'Perlindungan Menyusui: Tanggung Jawab Bersama' dengan slogan 'Tetap beri ASI, anak terlindungi, keluarga sejahtera'. 

Dhian memaparkan, tujuan peringatan pekan menyusui sedunia, yang pertama adalah untuk menyebarluaskan informasi seputar pentingnya melindungi menyusui, karena menyusui merupakan tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. 

Chechu Meneses Resmi Tinggalkan Barito Putera

"Kedua, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, lintas sektor dan organisasi untuk mendukung menyusui agar mendapatkan dampak yang lebih besar. Ketiga, mendorong berbagai kegiatan sebagai dukungan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," ujarnya dalam webinar 'Menyusui Saat Pandemi: Dukungan untuk Ibu, Perlindungan untuk Keluarga', yang digelar Kamis 12 Agustus 2021. 

Dalam kesempatan yang sama, Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, drg Kartini Rustandi, M.Kes menyatakan, ASI mengandung zat-zat yang diperlukan, terlebih kolustrum.

Panja Haji 2025 Usulkan Kemenag Terbitkan Surat Edaran Biaya Cek Kesehatan Jemaah

"The Lancet Breastfeeding Series, 2016 menyatakan memberi ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi sebesar 88 persen. ASI memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Sementara untuk ibu, menyusui menurunkan risiko ibu dari kanker payudara dan rahim," kata dia. 

Kartini menambahkan, menyusui menjadi tantangan berat bagi seorang ibu, jika keluarga, lingkungan, dan tempat kerja, kurang pemahaman mengenai pentingnya ASI. Tantangan lainnya adalah pandemi COVID-19, di mana banyak ibu yang merasa khawatir menyusui bayinya, karena berada di lingkungan terpapar COVID-19 atau pernah terinfeksi virus tersebut. 

Berada dalam ruang diskusi yang sama, Ketua Satgas ASI PP IDAI, dr. Elizabeth Yohmi, Sp.A, turut menjelaskan tentang upaya dukungan yang aman menyusui di masa pandemi. Ia menegaskan regulasi perlindungan hak anak untuk mendapat ASI di Indonesia, terangkum dalam Undang-undang No.34 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Lebih lanjut dokter Elizabeth mengatakan, kasus COVID-19 di Indonesia sejak pertama terdeteksi pada 2 Maret 2020 hingga 12 Agustus 2021,  tercatat 3,72 juta. Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, ada 42 persen atau 447 anak di bawah 1 tahun yang meninggal akibat terpapar COVID-19, dalam 17 bulan terakhir. 

Menurut Elizabeth, Ibu dengan COVID-19 tetap dapat menyusui jika mereka menginginkannya. Caranya, ibu menyusui harus menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker saat menyusui dan merawat bayi, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah memegang bayi, dan membersihkan serta mendisinfeksi permukaan benda yang sering disentuh ibu dan bayi.

"Ibu dengan COVID-19 harus mendapatkan dukungan untuk menyusui dengan aman. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan menyusui eksklusif membantu tumbuh kembang bayi secara optimal, melakukan IMD dengan kontak kulit dengan kulit saat ibu dan bayi dalam keadaan stabil. Jika ibu tidak kuat menyusui langsung, maka dapat memberikan asi perah dengan protokol kesehatan COVID-19 saat memerah ASI," tutur dia. 

Elizabeth menambahkan, Research Letter pada 26 Maret 2020 menyebutkan, dari 6 ibu yang terkonfirmasi COVID-19, SARS-CoV-2 tidak terdeteksi di serum atau swab tenggorok bayinya. Selain itu, konsentrasi IgG meningkat pada lima bayi (IgG transmisi pasif melalui plasenta).

Ada peningkatan

Sementara itu, berdasarkan situs medRxiv, 80 persen dari 15 sampel ASI yang diperah pada hari ke 14-30 setelah ibu bebas dari gejala COVID-19 menunjukkan peningkatan kadar IgA anti-SARS-CoV-2. Selain itu, ada respons imun SARS-CoV-2 slgA dominan yang kuat dalam ASI setelah infeksi pada sebagian besar individu, sehingga studi komprehensif terhadap respons ini sangat diperlukan. 

"Terdapat pula scientific brief pada 23 Juni 2020, dari 46 ibu terpapar COVID-19, didapatkan bayinya positif 13 orang, tapi 36 bayi negatif. Kemudian kita lihat bagaimana dengan ASI-nya, bagaimana penularan dari ASI, ternyata hanya 3 ASI ibu tersebut terdapat virus dan 43 ASI ibu negatif virus," katanya. 

"Dari 3 ASI ibu yang positif tersebut ditemukan dua bayi negatif COVID-19, yaitu satu bayi ASI langsung dan satu bayi ASI perah. Sedangkan satu bayi dari ASI positif COVID-19 dan hasilnya satu bayi positif, tidak ada kejelasan data bagaimana minum dan rute infeksi. Setelah diteliti lebih lanjut dengan realtime PCR, itu merupakan partikel virus jadi bukan virus hidup," sambung dia. 

Dengan demikian, kata Elizabeth, adanya transmisi melalui menyusui ASI tidak menunjukkan cukup data. Kepatuhan terhadap pencegahan infeksi sangat penting untuk menghindari penularan dari ibu ke bayi. Berdasarkan bukti-bukti penelitian yang ada, rekomendasi WHO untuk IMD dan tetap menyusui tetap berlaku pada ibu dengan suspek dan terkonfirmasi COVID-19.

Dinar Saurmauli Lubis, SKM, MPH, Ph.d dari Pusat Inovasi Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana memaparkan, 10 langkah menuju keberhasilan menyusui di antaranya, terdapat kebijakan tertulis tentang pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua staf fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan terlatih dalam hal pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk menolong menyusui. 

"Kemudian, semua ibu hamil mendapat penjelasan menyusui (sejak masa kehamilan, bayi lahir hingga umur 2 tahun), membantu ibu cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui, tidak memberi makanan atau minuman apapun selama ASI kepada bayi baru lahir, kecuali indikasi medis. Selain itu, tidak memberikan dot atau empeng untuk bayi yang disusui, dan merujuk ke kelompok pendukung ASI ketika ibu pulang dari rumah sakit atau rumah bersalin," tutur Dinar Saurmauli Lubis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya