Pakar: Vaksin COVID-19 Lindungi Anak dari Varian Baru

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA – Varian baru COVID-19 kian bertambah dan menyebar di berbagai daerah di Tanah Air. Tak heran, kasus positif COVID-19 meningkat tajam termasuk pada kelompok anak sehingga membutuhkan vaksinasi secepatnya.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Varian awal COVID-19 yang terdeteksi di Wuhan, menurut Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah-Puri Indah, dr. Ellen Wijaya, Sp.A, lebih sensitif pada orang dewasa, sehingga lebih banyak yang terpapar dan gejalanya cukup berat. Namun, varian baru kini mulai mengincar anak-anak.

"Reseptor dewasa lebih sensitif pada COVID-19 (varian lama), akibatnya inflamasi lebih hebat. Akhirnya lebih berat kondisinya dibanding anak-anak. Tapi ada varian baru ternyata sama aja (dampak pada anak dan dewasa)," jelasnya dalam Media Gathering Virtual, Rabu, 14 Juli 2021

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Apalagi, kelompok anak balita lebih rentan dibanding usia anak dan remaja lainnya, lantaran sistem imunnya belum matang. Sehingga, orangtua harus mampu memenuhi imunisasi dasar pada anak sebagai 'modal' melawan varian baru COVID-19 yang tersebar.

“Imunisasi dasar harus dilengkapi terutama pada balita. Mereka rentan dengan kondisi virus yang ada karena mereka punya risiko yang lebih tinggi dengan varian COVID-19 jenis baru," ungkapnya.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Untuk itu, bagi anak usia 12-17 tahun sudah boleh diberi vaksin COVID-19 dengan dua dosis dan rentang 1 bulan pemberian. Sementara bagi anak usia di bawah 12 tahun, belum boleh menerima vaksin COVID-19, namun bisa mendapatkan jenis vaksin lain seperti influenza dan PCV.

Vaksin COVID-19 sendiri, kata dokter Ellen, memproteksi dari serangan virus SARS-CoV-2 sehingga memiliki fungsi yang berbeda dengan vaksin influenza dan PCV.

"Kalau vaksin flu, hanya melindungi dari virus flu, vaksin PCV hanya cegah dari pneumokokus. Tidak melindungi secara langsung, namun kalau anak sehat, terlindung dari virus influenza, artinya tidak ada demam pilek. Atau dengan PCV anak terlindung dari sakit paru, artinya anak lebih sehat. Dengan begitu anak secara tidak langsung terlindungi COVID-19," jelasnya lagi.

Dokter Ellen mencontohkan, saat anak tak diberi vaksin influenza sehingga badan tidak fit, akan lebih mudah tertular COVID-19. Sementara, saat imunitas anak baik yang didukung dari vaksin influenza dan PCV, meski fungsinya tak sama dengan vaksin COVID-19, namun bisa tetap melindungi.

"Kalau anak sehat maka dia bisa lawan penyakit-penyakit lainnya," ungkap Ellen.

Untuk itu, pada anak di bawah usia 12 tahun yang tak bisa diberi vaksin COVID-19, perlu diberi imunisasi dasar serta tambahan vaksin influenza dan PCV. Tentunya, protokol kesehatan juga harus diterapkan agar anak terhindar dari bahaya COVID-19.

"Berjemur juga agar mendapat vitamin D sekitar jam 8-10 selama 20 menit. Tambah dengan makanan nutrisi yang adekuat dan tidur cukup," terangnya.

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) José Manuel Barroso.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Jose Manuel Barroso berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam upaya memperkuat imunisa

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2024