Demam Pasca Vaksinasi COVID-19, Dokter: Artinya Anak Sehat

Anak memakai masker
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Vaksinasi COVID-19 pada anak sudah diperbolehkan, khususnya vaksin dari Sinovac lantaran penelitian membuktikan manfaatnya untuk melindungi tubuh dari virus. Akan tetapi, pemberian vaksin tersebut memberi efek samping yang membuat sebagian orangtua khawatir seperti demam.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Sejatinya, demam adalah reaksi paling umum saat benda asing memasuki tubuh, vaksin salah satunya. Tak heran, vaksin COVID-19 Sinovac sendiri dibuat dengan metode melemahkan virusnya. Hal tersebut menimbulkan reaksi dari sistem imun tubuh, termasuk demam.

"Kalau anak demam (pasca vaksinasi), itu mekanisme tubuh anak sehat. Kemasukan virus, bakteri, jamur pasti tubuh akan melawan itu dengan demam. Demam, anak sehat artinya," ujar Dokter Spesialis Anak @RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Ellen Wijaya, Sp.A, dalam Media Gathering Virtual, Rabu 14 Juli 2021.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Dokter Ellen menjelaskan, vaksin yang diberikan akan membentuk respons antibodi tubuh dan manifestasinya adalah demam. Kondisi itu, tegasnya, bukan tanda bahaya melainkan hal yang normal. Lantas, apa yang perlu dilakukan orang tua?

"Ukur suhu dulu. Kalau di atas 38 derajat, gelisah, rewel, boleh beri antipiretik misal parasetamol atau kompres. Kalau anak sehat-sehat aja, observasi cukup," tuturnya lagi.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Bentuk efek samping paling umum lainnya adalah nyeri di bagian tempat suntikan. Saat anak mengeluhkan hal ini, dokter Ellen menyarankan untuk dikompres namun tak perlu khawatir lantaran ini berbahaya.

"Kalau ada keraguan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) berat, boleh lapor ke tenaga medis yang lakukan imunisasi," terangnya.

Pemberian vaksin COVID-19 pada anak, kata dokter Ellen, dilakukan sebanyak 2 dosis dengan jeda satu bulan. Selain itu, vaksinasi masih diberikan pada anak usia 12-17 tahun alias kelompok remaja.

"Subjek anak 12-17 tahun dan interval juga diberikan sesuai penelitian yang ada. Dosis 2 kali interval 1 bulan dan itu berdasar efektivitas dan kemananan penelitian," terangnya.

Setelah divaksinasi, anak bisa menjalani aktivitas seperti biasa apabila tak ada keluhan. Dokter Ellen menyarankan agar sebelum vaksinasi, orangtua memberi edukasi tepat sehingga anak lebih memahaminya.

"Kalau anak remaja, kasih tahu manfaatnya ke anak. Jelasin juga letak suntikan di mana. Jangan begadang juga. Optimalisasi kondisi anak dengan istirahat cukup," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya