Anak Batuk Pilek, Kapan Perlu Lakukan Swab PCR?

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • freepik/lifeforstock

VIVA – Bukan hanya orang dewasa, COVID-19 juga bisa diderita anak-anak. Bahkan, kasus COVID-19 pada anak di Indonesia diketahui tertinggi di dunia.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Berdasarkan data sebaran kasus virus corona di Indonesia hingga 29 Juni 2021, sebanyak 12,6 persen kasus COVID-19 menimpa anak-anak kelompok usia 0-18 tahun, 2,9 persen kasus menyerang anak usia 0-5 tahun dan 9,7 persen kasus menyerang anak usia 6-18 tahun.

Lantas, apa yang perlu orang tua perhatikan terkait dengan gejala COVID-19 pada anak? Dan apakah gejala COVID-19 pada anak berbeda dengan orang dewasa?

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Terkait hal itu, Dokter Spesialis Anak, dr. Jeshika, SpA angkat bicara. Dia menjelaskan bahwa gejala COVID-19 pada orang dewasa dan anak-anak sama. Namun, terkadang sejumlah gejala yang muncul pada anak sering diabaikan orang tua.

"Sebenarnya (gejala) beda apa enggak, kalau dari virusnya aja sama, SARS-CoV-2, sebenarnya gejala antara anak dan dewasa kurang lebih sama," ucapnya dalam program Hidup Sehat Plus tvOne, Jumat, 9 Juli 2021.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Lebih lanjut, beberapa gejala yang sering disepelekan orang tua antara lain, batuk, pilek, diare hingga muntah.

"Batuk, pilek, diare, muntah, ruam di kulit. Itu saja yang berulang. Itu yang paling sering terjadi dan itu sering disepelekan oleh orang tua, dianggap biasa saja. Dengan melonjaknya kasus COVID-19 sekarang, mungkin sebenarnya anak banyak yang terkena, tapi karena sekarang ini lebih banyak diperiksakan saja, makanya ketahuan. Jadi kesannya anak banyak meningkat," kata dia.

Lalu, kapan orang tua harus melakukan swab pada anak?

Jawabannya adalah ketika anak mengalami batuk pilek dan kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Bicara pandemi, semua anak yang sakit batuk pilek dan riwayat ada orang tuanya atau anaknya kontak dengan pasien COVID-19, harus semua di-swab," ujar Jeshika.

Namun, dia menjelaskan bahwa tidak semua batuk, pilek yang terjadi pada anak membuat anak harus dilakukan swab. Jeshika menyebut kalau kondisi anak yang sedang batuk pilek menjadi lebih lemas, maka anak harus segera melakukan swab.

"Tidak semua sakit anak yang batuk pilek, diare atau pun hanya demam dibilang COVID-19, tapi kalau sudah sampai anak tidak mau makan, makin lemas, terus biasanya COVID-19 anak rasakan sesak, batuk pilek. Itu harus periksakan. Dari situ kalau ada kriteria dia bermasalah di pernapasan harus di-swab," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya