Deteksi Dini Thalassemia, Perhatikan 3 Tanda Ini pada Anak

Ilustrasi thalasemia.
Sumber :
  • Freewallpaper

VIVA – Thalassemia dapat mengintai usia berapa pun, termasuk anak-anak yang masih di usia dini. Sayangnya, banyak orangtua yang belum memahami gejala utama dari penyakit ini sehingga bisa berakibat fatal saat penanganan terlambat diberikan.

Studi: 96 Persen Anak-anak di Gaza Merasa Dihantui Kematian dan Trauma

Dokter spesialis Anak Konsultan Hematologi RS. Kariadi Semarang, dr. Bambang Sudarmanto, Sp.A(K), MARS, menjelaskan bahwa thalassemia merupakan penyakit keturunan yang didapat dari salah satu atau kedua orangtua. Kelainan penyakit ini terletak pada tidak terbentuknya rantai hemoglobin di dalam darah. 

Berdasarkan atas tidak terbentuknya rantai hemoglobin, Thalassemia terbagi menjadi Thalassemia alfa dan Thalassemia beta. Anak yang menderita penyakit Thalassemia akan mengalami kekurangan kadar hemoglobin (Hb) yang disebut anemia.

Hati-hati Anak Anemia Ternyata Daya Tangkapnya 3,8 Kali Lebih Rendah

Anemia ini dapat menyebabkan tubuh terutama organ-organ penting seperti otak, jantung, hati, ginjal dan yang lain akan kekurangan oksigen (hipoksia), karena hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen yang dihirup ketika kita bernapas.

"Akibatnya, tumbuh kembang anak akan terganggu, mempengaruhi produktivitas belajar, bekerja dan kualitas hidupnya," kata dokter Bambang dalam acara bertajuk Hidup Berdamai dengan Thalassemia, beberapa waktu lalu.

Cegah Kecanduan, Australia akan Larang Anak di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial

Untuk mencegahnya, orangtua sebenarnya dapat dengan mudah mengenali gejala utama penyakit thalassemia yang mungkin mengintai anak. Terdapat tiga gejala utama yaitu mudah lelah, wajah anak yang kerap pucat, hingga enggan beraktivitas.

"Tanda awal gejala yang terlihat itu anak- anak mengalami pucat, lalu dia merasa mudah lelah dan aktivitasnya berkurang," ujarnya.

Meski begitu, pucat pada anak tak melulu tanda thalassemia. Bisa saja, kata Bambang, menjadi tanda anak mengidap anemia yang artinya tubuh si kecil kekurangan zat besi. Namun kedua hal ini kemungkinan ada keterkaitan satu sama lain.

"Jika sudah terpenuhi zat besinya, maka anak harus kembali dites untuk memastikan apakah sudah dalam keadaan normal atau benar ternyata mengalami thalassemia,” tutur Bambang.  

Deteksi pada janin 

Sementara itu, thalassemia juga dapat dideteksi pada janin dalam kandungan yang disebut dengan prenatal diagnosis. Pemeriksaan ini dapat dijalani apabila ada riwayat thalssemia yang diidap oleh ayah, ibu, kakek, hingga nenek.

“Setelah memahami dan ada salah satu diantaranya pembawa sifat. Apalagi kalau dua-duanya, deteksi bisa dilakukan secara dari dalam kandungan ibu, yang disebut dengan prenatal diagnosis,” kata dia.

Adapun pemeriksaan tersebut dapat mulai dilakukan pada usia kehamilan minggu ke-12. Di sisi lain, pada bayi baru lahir juga dapat dilakukan pemeriksaan dini terkait thalassemia.

Tiga hal yang perlu diperhatikan adalah pucat pada anak akibat penurunan hemoglobin, beberapa kasus terlihat kuning (ikterus), serta teraba benjolan pada perut bayi.

“Ketika bayi lahir dengan pembawa sifat alfa talassemia, anaknya pucat,” kata Bambang.

Ia menambahkan, "Jadi, periksalah anak untuk mengecek penyakit ini. Dokter akan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah yang akan muncul."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya