8 Cara Atasi dan Cegah Karies Gigi pada Anak

Anak menyikat gigi
Sumber :
  • Pixabay/ confidentalcare

VIVA – Permasalahan karies gigi pada anak-anak di Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling banyak dimiliki oleh anak-anak usia sekolah.

Dokter Sonia Wibisono Ungkap Cara Menurunkan Berat Badan Sehat Tanpa Rasa Lapar Berlebihan

Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi gigi dan pengalaman gigi (DMFT/dmft) 67,3 persen anak usia 5 tahun memiliki angka karies gigi dmft > 6. Artinya, termasuk angka yang parah pada kategori karies anak usia dini.

Selain itu, prevalensi masyarakat yang tidak memiliki masalah gigi hanya 7 persen. Padahal WHO mengamanatkan setidaknya 50 persen.

Richard Lee Vs Doktif Ribut, Deddy Corbuzier Singgung Sumpah Dokter: Buat Memperkaya Diri?

Sayangnya, kebanyakan orang dewasa cenderung menganggap bahwa karies gigi pada anak adalah kondisi yang tidak serius, sehingga tidak perlu melakukan perawatan khusus. Padahal, karies gigi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan nyeri, gigi tanggal, bahkan kematian.

Karies gigi adalah kerusakan struktur gigi dan dapat mempengaruhi enamel (lapisan luar gigi) dan lapisan dentin gigi. Karies gigi terjadi ketika makanan yang mengandung karbohidrat (gula dan pati), seperti roti, sereal, susu, soda, buah-buahan, kue, atau permen tertinggal di gigi.

Warganya Ditangkap Usai Tabrak Kerumunan Pasar Natal di Jerman, Begini Respons Arab Saudi

Bakteri yang hidup di mulut mencerna makanan ini, mengubahnya menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan air liur bergabung membentuk plak, yang menempel di gigi. Asam dalam plak melarutkan permukaan email gigi, menciptakan lubang pada gigi yang disebut gigi berlubang.

Dilansir dari laman WebMD, Jumat, 7 Mei 2021, para peneliti sedang mengembangkan cara baru untuk mencegah kerusakan gigi. Satu studi menemukan bahwa permen karet yang mengandung pemanis xylitol memperlambat pertumbuhan bakteri penyebab kerusakan gigi untuk sementara waktu.

Selain itu, beberapa bahan yang secara perlahan melepaskan fluorida dari waktu ke waktu, yang akan membantu mencegah pembusukan lebih lanjut, sedang dieksplorasi. Bahan-bahan ini akan ditempatkan di antara gigi atau di dalam lubang dan celah gigi.

Pasta gigi dan obat kumur yang dapat membalikkan dan "menyembuhkan" gigi berlubang dini juga sedang dipelajari.

Namun, secara umum beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah permasalahan gigi tersebut antara lain:

1. Sikat gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Sebaiknya, sikatlah setelah setiap makan dan terutama sebelum tidur.

2. Bersihkan sela gigi setiap hari dengan benang gigi atau pembersih interdental.

3. Kumur setiap hari dengan obat kumur yang mengandung fluorida. Beberapa obat kumur juga memiliki bahan antiseptik untuk membantu membunuh bakteri penyebab plak.

4. Makan makanan bergizi dan seimbang dan batasi camilan. Hindari karbohidrat seperti permen, pretzel, dan keripik, yang bisa tertinggal di permukaan gigi. Jika makanan lengket dimakan, segera sikat gigi setelahnya.

5. Tanyakan kepada dokter gigi Anda tentang penggunaan fluoride tambahan, yang memperkuat gigi Anda.

6. Tanyakan kepada dokter gigi Anda tentang dental sealant (lapisan pelindung plastik) yang diaplikasikan pada permukaan kunyah gigi belakang (molar) untuk melindunginya dari pembusukan.

7. Minumlah air berfluoride. Setidaknya satu liter air berfluoride setiap hari dibutuhkan untuk melindungi anak-anak dari kerusakan gigi.

8. Kunjungi dokter gigi Anda secara teratur untuk pembersihan profesional dan pemeriksaan mulut.

Melihat pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, PT Cobra Dental didukung oleh Pepsodent menggelar Bakti Sosial pada hari Jumat 7 April 2021 sebagai wujud kepedulian terhadap kesehatan gigi dan mulut serta mencegah terjadinya karies gigi pada anak anak di Panti Asuhan Kampung Melayu, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, pihaknya melakukan penyuluhan dengan memberikan edukasi interaktif mengenai kesehatan gigi dan mulut yang dimaterikan oleh drg. Astri Nurqodri.

Drg. Astri juga menjelaskan mengenai hal-hal apa saja yang memiliki dampak positif dan negatif dalam kesehatan gigi dan mulut.

“Faktanya, secara tidak sadar banyak sekali pembelajaran kesehatan gigi dan mulut  bagi anak anak yang terlewatkan. Anak-anak melalui kegiatan ini diberikan edukasi interaktif cara menyikat gigi yang baik dan benar sehingga tercipta kebiasaan baik pada anak sejak dini,” ujar Revozan Agustinus, Head Marketing dari Cobra Dental dalam keterangan resminya.

Melalui program ini, dia menjelaskan pihaknya berkomitmen untuk membantu mensukseskan program kementerian kesehatan Indonesia Bebas Karies pada tahun 2030.

Tak hanya itu, penyuluhan ini diselingi juga dengan interaksi anak-anak dengan dokter gigi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya