Cegah Obesitas Sejak Dini, Yuk Beri Bayi ASI Eksklusif
- lactamilmama.com
VIVA – Air Susu Ibu (ASI) menjadi sumber nutrisi utama pada bayi sejak dilahirkan. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa ASI sangat bermanfaat pada tumbuh kembang anak dan kesehatannya, termasuk mencegah obesitas.
Menurutnya perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. Dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K), pengendalian obesitas bisa dilakukan sejak dini, yakni saat anak lahir. Proses inisiasi menyusui dini (IMD) yang dilakukan segera saat anak lahir dan menjalani ASI Eksklusif, membuat risiko obesitas lebih rendah. Sayangnya, pemberian ASI Eksklusif masih sangat rendah.
"ASI eksklusif masih rendah, ini berisiko obesitas pada anak saat dewasa, hanya 56,7 persen yang ASI eksklusif. Padahal, ASI eksklusif meningkatkan untuk menekan kejadian obesitas," ujar dokter Lanang, dalam acara diskusi virtual bersama Kementerian Kesehatan, baru-baru ini.
Tak hanya ASI Eksklusif, pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pun perlu sesuai usianya. Dokter Lanang menganjurkan untuk memberi MP-ASI saat usia anak menginjak 4-6 bulan.
"Penelitian dari 1013 Anak, menunjukkan bahwa pengenalan MP-ASI pada usia kurang dari 4 bulan dapat menyebabkan 2,97 kali obesitas," tambahnya.
Mirisnya, anak yang hanya diberi makanan saja tanpa ASI, lebih berisiko yakni sebesar 3,42 persen. Sebaliknya, anak yang diberikan MP-ASI di usia 6 bulan risiko obesitasnya lebih rendah yakni 0,13 persen serta lebih terlindungi.
"Pengaturan makan juga berperan penting dalam mencegah peningkatan berat badan berlebih, khususnya sarapan harus dilakukan. Kemudian, pengendalian fast food dan soft drink karena tinggi gula, garam, dan kolesterol," bebernya.
Dokter spesialis anak itu menyampaikan bahwa prevalensi obesitas meningkat sejak tahun 2010 sebesar 6,7 persen melonjak menjadi 9,1 persen pada 2020. Untuk itu, anak juga perlu aktif bergerak guna mencegah bobot tubuh berlebih.
"Kalau halamannya luas, ajak bergerak 30 menit sehari cukup. Kalau minim halamannya, bisa belikan sepeda statis," saran Lanang.