Ibu Menyusui Konsumsi Antibiotik, 3 Efeknya pada Bayi Perlu Bunda Tahu

Ilustrasi ibu menyusui
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Ibu menyusui, sama seperti ibu lainnya, mungkin perlu minum antibiotik saat mereka sedang sakit. Tetapi, ketika ibu menyusui diberi resep antibiotik, mungkin rasa khawatir akan timbul, bagaimana hal itu akan berdampak pada ASI-nya dan juga bayinya?

Mengenal Hernia Inguinal Umum Terjadi pada Bayi Laki-laki, Tak Bisa Sembuh Sendiri Perlu Tindakan Operasi

Dikutip laman Times of India, mungkin banyak para ibu tidak tahu, soal fakta di soal antibiotik dan ibu menyusui. Perlu diketahui, penggunaan antibiotik yang direkomendasikan oleh dokter, dianggap aman untuk ibu menyusui.

Namun meski demikian, ada tiga hal yang perlu diketahui para ibu menyusui soal penggunaan antibiotik di masa pemberian ASI. Berikut tiga hal penting yang harus diketahui para ibu soal antibiotik dan menyusui. 

Netizen Mulai Ragukan Bayi Rauf Tertukar

Kotoran bayi akan berubah

Jika ibu menyusui mengkonsumsi antibiotik, jangan kaget jika feses atau kotoran si kecil berubah sementara. Saat ibu menyusui harus minum antibiotik, mungkin harus diperhatikan, kotoran bayi akan lebih berair dari biasanya. Warna kotoran juga bisa berubah menjadi hijau. Jika terjadi hal seperti ini, para ibu tak perlu khawatir dan bayi tidak memerlukan perawatan apa pun dan akan teratasi segera setelah ibu berhenti mengkonsumsi antibiotik.

Angka Kematian Ibu dan Bayi Tinggi, Ini Dua Faktor Utama Penyebabnya

Temperamen bayi berubah

Ketika ibu mengkonsumsi antibiotik saat masa proses menyusui, jangan kaget jika si kecil temperamennya berubah. Untuk sementara
bayi mungkin merasa tidak nyaman saat ibunya minum antibiotik, ia mungkin sedikit lebih gelisah dengan gejala seperti kolik.

Ibu tidak perlu berhenti menyusui atau menghentikan program konsumi antibiotik jika terjadi hal demikian.

Sariawan

Ibu yang menyusui dan harus mengkonsumsi antibiotik, jangan kaget juga efeknya bisa dirasakan buah hati. Si kecil bisa mengalami sariawan karena efek ibu mengkonsumsi antibiotik. Sariawan mungkin saja terjadi pada bayi karena antibiotik dapat menurunkan jumlah bakteri baik dalam sistem tubuh yang mengawasi mikroorganisme. Dengan demikian, ibu dan bayo dapat terserang sariawan. 

Sariawan adalah infeksi jamur yang biasanya disebabkan oleh Candida albicans, jamur. Pertumbuhan berlebih Candida albicans bisa sangat tidak nyaman bagi ibu dan juga bayinya. Bayi bisa mengalami sakit perut, ruam popok dan lapisan putih di mulut dan lidahnya. Sedangkan ibu mungkin mengalami nyeri pada puting susu, putingnya merah dan berkilau.

Pengobatan sariawan yang bisa digunakan yakni obat antijamur untuk ibu dan bayi. Ibu juga dapat mengkonsumsi probiotik sebagai selingan saat harus mengkonsumsi antibiotik untuk menjaga agar bakteri usus tetap bahagia dan seimbang.

Dan perlu diingat, meskipun antibiotik dapat memengaruhi flora di usus bayi, ASI tetap penting bagi bayi. ASI dapat membantu menyembuhkan usus bayi  dan mengembalikan keseimbangan bakteri usus yang sehat.

Perlu diketahui pula, Oligosakarida adalah prebiotik yang ditemukan dalam ASI. Ia juga memiliki lactobacilli dan bifidobacteria yang bermanfaat yang mendukung flora usus sehat bayi.

Pada dasarnya, flora usus bayi ketika diberi makan dengan sejumlah kecil antibiotik melalui ASI berubah lebih sedikit daripada ketika dia diberi susu formula dan bukan ASI.

Jika khawatir bayi mengalami masalah, ada baiknya ibu yang mengkonsumsi antibiotik juga melakukan diskusi dengan dokter saat dokter memberikan resep antibiotik.  Tanyakan pada dokter, apakah obat antibiotik yang diresepkan aman untuk bayi? Apakah ada efek samping yang mungkin dialami bayi ? Haruskah memberikan probiotik kepada bayi?

Laporan: Prima Nadia Rahayu

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya