Hipertensi saat Hamil Sebabkan Komplikasi Serius, Ini Gejalanya

Hamil
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama kehamilan memang tidak begitu umum. Tapi kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik dan benar.

5 Rekomendasi Suplemen Sehat yang Bisa Diminum saat Hamil dan Menyusui

Hipertensi selama kehamilan dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan janin, persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah. Karenanya, menjalani gaya hidup sehat, pola makan yang baik, dan melakukan pemeriksaan rutin sangat penting selama kehamilan.

Dilansir Times of India, Selasa 23 Februari 2021, tekanan darah tinggi dapat terjadi sebelum atau selama kehamilan. Beberapa penyebab hipertensi selama kehamilan, antara lain obesitas, riwayat keluarga dengan hipertensi, kehamilan pertama setelah usia 35 tahun, diabetes, merokok dan konsumsi alkohol, penyakit autoimun serta kurang aktivitas fisik.

Dianggap Berisiko! 6 Kondisi Kehamilan Ini Disarankan Periksa ke Konsultan Fetomaternal, Apa Itu?

Sedangkan gejala-gejala hipertensi selama kehamilan, mencakup mual dan muntah, sakit kepala dan kelelahan, tiba-tiba berat badan naik atau timbul bengkak, nyeri di perut bagian atas, penurunan jumlah urine yang dikeluarkan, sesak napas dan kelebihan protein dalam urine. 

Ada berbagai jenis hipertensi yang memengaruhi wanita selama kehamilan. Mengenalo gejala dan menanganinya pada tahap awal sangat penting bagi ibu dan calon bayi. Berikut 4 jenis hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. 

5 Tips Sederhana agar Cepat Hamil Secara Alami

Hipertensi kronis

Tekanan darah tinggi yang terjadi 20 minggu sebelum kehamilan disebut sebagai hipertensi kronis. Jenis ini sulit dideteksi karena tidak ada gejala yang terlihat selama tahap awal kehamilan.

Hipertensi gestasional

Beberapa wanita memiliki kemungkinan menderita hipertensi setelah 20 minggu kehamilan. Wanita yang menderita jenis hipertensi ini pada akhirnya akan mengalami preeklamsia (tekanan darah tinggi). Tidak ada protein berlebih dalam urine atau tanda kerusakan organ lainnya pada hipertensi jenis ini.

Preeklamsia

Jenis ini berkembang setelah 20 minggu kehamilan. Preeklamsia dapat merusak organ vital seperti ginjal, hati dan otak. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius lainnya. Dalam kasus seperti ini, ibu dan janin mungkin memerlukan unit perawatan intensif.

Hipertensi kronis dengan preeklamsia

Wanita yang didiagnosis dengan hipertensi kronis sebelum kehamilan juga berpotensi menderita preeklamsia. Orang-orang ini akan mengalami tekanan darah tinggi yang terus memburuk, adanya kelebihan protein dalam urine, dan komplikasi lain selama kehamilan.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko terkena hipertensi saat hamil? Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain, tetap melakukan aktivitas fisik, konsumsi makanan sehat, hindari rokok dan alkohol, kelola stres, dan memeriksakan diri ke dokter secara teratur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya