#TanyaDokter: Cek Berat dan Tinggi Badan Anak, Apakah Ideal?

dr. Fransiska Farah, Sp. A, M.Kes.
Sumber :
  • Dokumentasi RSPI

VIVA – Sudah usia 7 tahun, berat dan tinggi anak masih dirasa kurang? Atau bahkan terlihat anak lebih kecil dari anak-anak lain seusianya? Hal ini tentu sering membuat orang tua khawatir, karena pertumbuhan buah hati bisa berpengaruh untuk pertumbuhan berikutnya di masa depan. 

Tak Cuma Susu, 10 Makanan Penambah Tinggi Badan Ini Patut Dicoba!

Mengenai tinggi dan berat badan yang ideal turut dibahas lewat rubrik #TanyaDokter di laman VIVA.co.id. "Dok, apakah ada ukuran ideal untuk tinggi dan berat badan anak di usia 7 tahun? Karena anak saya (perempuan) cenderung paling kecil (pendek) dibanding anak yang lain?"

Mengenai hal ini, dr. Fransiska Farah, Sp.A, M.Kes yang merupakan Dokter Spesialis Anak yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya membantu menjawab dan mencari tahu solusinya. Berikut simak penjelasannya. 

8 Cara Menambah Tinggi Badan dengan Alami Tanpa Obat atau Suplemen

"Untuk mengetahui tinggi badan dan berat badan ideal, untuk anak berusia di atas 5 tahun, untuk kasus ini adalah untuk anak usia 7 tahun, kita di Indonesia menggunakan kurva pertumbuhan CDC, jika anak kita berusia 0-5 tahun, kurva pertumbuhan yang kita gunakan adalah kurva pertumbuhan WHO," kata dr Fransiska. 

Untuk anak usia 7 tahun perempuan menurut kurva CDC, untuk berat badan ideal adalah antara 19-29 kg atau rata-ratanya sekitar 21 kg. Jadi, jika anak usia 7 tahun memiliki barat badan di bawah 19 kg itu berarti anak kita dalam kategori kurus. 

Perkembangan Bayi Terbentuk Dua Tahun Pertama, Jangan Abaikan Faktor Ini agar Tumbuh Optimal

Sementara untuk tinggi badan yang ideal, tinggi badan normalnya adalah di atas 115 cm, rata-ratanya 120 cm. Jadi kalau tinggi badan anak usia 7 tahun di bawah 115 cm berarti anak masuk dalam kategori tinggi kurang atau pendek. Lalu apa saja faktor yang bisa menentukan tinggi atau berat anak ideal? 

"Jangan lupa juga untuk menentukan tinggi dan berat badan ideal, pertama harus dihitung dulu, dan melihat beberapa faktor, misalnya dihitung dulu tanggal lahirnya kapan atau saat berkunjung ke dokter kapan, lalu pada saat pengukuran berat dan tinggi anak dalam keadaan sakit atau tidak. Karena sebaiknya mengukur tinggi dan berat badan, anak harus dalam kondisi sehat.  Karena jika anak sakit, hal pertama yang cepat terpengaruh adalah berat."

Berikutnya jika anak mengalami malnutrisi dalam waktu lama, misal anak kita mengalami kesulitan makan dalam wkatu lama atau hanya makan yang itu itu saja, lama-lama bukan cuma berat yang berpengaruh tapi juga tinggi badan.

Perlu diingat juga, tinggi badan ini juga dipengaruhi oleh tinggi badan kedua orangtua, sehingga bisa ditentukan potensi tinggi anak secara genetik berapa. "Jadi bisa dilihat lebih cenderung ikut terpengaruh oleh tinggi dari ayah atau ibu."

Peluncuran Inisiatif Kolaborasi Rekomendasi Skrining dan Pencegahan Anemia

Bukan Hanya Vitamin! Zat Besi Jadi Kunci Cegah Anemia pada Ibu Hamil dan Balita

Kekurangan zat besi tidak hanya menyebabkan anemia, tetapi juga dapat menghambat tumbuh kembang anak secara fisik, kognitif, dan emosional.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024