Bolehkah Menitah Anak Agar Cepat Berjalan? Ini Saran Pakar
- Pixabay/ StockSnap
VIVA – Perkembangan anak saat mulai bisa berdiri, tentu akan membuat para orang tua bangga dan bahagia. Apalagi saat melihat langkah pertama si kecil, akan memberikan sukacita yang luar biasa.
Di Indonesia, saat anak mulai menunjukkan keinginan berdiri dan ingin berjalan, tak sedikit yang mulai menitahnya. Sebagian besar sudah akrab dengan kata menitah bukan? Menitah itu dilakukan saat orang tua berdiri di belakang anak dengan harapan agar kemampuan berjalan si kecil bisa semakin baik.
Sayangnya, cara ini ternyata lebih banyak memberi efek buruk pada anak. Mulai dari cara memegang yang salah, hingga dampak perkembangan anak itu sendiri.
Ketika mengajari bayi saat menitah, orang tua jarang ingin sedikit membungkuk sehingga memilih memegang jari dan telapak tangannya saja. Padahal, cara itu tidak dianjurkan.
Lengan adalah bagian penting dari belajar menyeimbangkan saat belajar berjalan. Pikirkan tentang bagaimana Anda menyeimbangkan diri saat melewati papan atau batang kayu yang sempit, sehingga lengannya perlu direntangkan lebar ke arah luar.
Ketika Anda 'melakukan penyeimbangan untuknya', dia semakin sedikit berlatih dan sulit menyeimbangkan diri. Sama halnya seperti pemakaian alat bantu jalan yang kerap ditawarkan.
Lebih baik, biarkan anak merambat pada perabotan atau dinding. Ini memberikan latihan untuk belajar menyeimbangkan saat dalam posisi tegak. Perabotan memberikan stabilitas.
Dengan banyak latihan, dia akhirnya mencapai ruang dan mengambil langkah tanpa berpegangan. Inilah cara bayi Anda secara bertahap belajar mengendalikan tubuhnya sendiri untuk melawan gravitasi.
Perlu dipahami, anak didorong untuk beraktivitas sesuai dengan usia perkembangan anak yaitu sekitar usia 9 bulan untuk berdiri dan sekitar usia 12 bulan untuk berjalan. Jika pada usia tersebut anak terlalu banyak digendong atau duduk maka tingkat perkembangan anak menjadi seperti anak berusia 6-7 bulan.
Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum membiarkan si kecil berjalan sendiri? Berikut ulasannya dari laman Ikatan Dokter Indonesia.
Pola gerakan yang baik
Proses berdiri dan berjalan yang baik membutuhkan pola gerakan yang tepat. Untuk dapat berdiri tumit kaki menumpu, lutut menekuk, panggul dan sumbu tubuh condong ke depan.
Sedangkan untuk berjalan memerlukan, pola gerakan yang terdiri dari placing (menempatkan dan menumpukan kaki pada lantai) dan stepping (melangkahkan kaki). Stepping dan placing memerlukan koordinasi gerakan yang baik antara sisi tubuh kiri dan kanan.
Tidak ada lagi refleks gerakan primitif.
- Tonus otot optimal (normotoni)
- Sendi dapat digerakkan sesuai dengan batasan yang normal
- Memiliki kekuatan otot yang baik, terutama otot sumbu tubuh, panggul, lutut, dan tumit
- Memiliki keseimbangan yang baik (keseimbangan depan - belakang, keseimbangan atas -bawah, keseimbangan samping kanan-kiri)
Apa yang harus diperhatikan untuk menstimulasi anak agar dapat berdiri dan berjalan?
- Anak dibiasakan duduk dengan kaki memijak ke lantai dan tanpa sandaran
- Letakkan mainan pada posisi yang membuat anak harus berusaha untuk meraih mainan tersebut, yaitu misalnya mainan diletakkan di lantai dan posisi anak lebih tinggi.
- Anak distimulasi dengan diajak bermain kuda- kudaan, bersepeda, dan bermain sambil berdiri, mendorong kursi/mainan yang bisa didorong-dorong.