4 Dampak Buruk Jika Anak Tidak Sarapan, Nomor Tiga Paling Bahaya

Sarapan brownies di pagi hari.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Sarapan sangat penting untuk memberikan energi. Karena tubuh memerlukan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas. Terlebih untuk anak-anak yang sangat aktif dan membutuhkannya untuk memahami pembelajaran. 

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

Ahli gizi, Dr. Rita Ramayulis DCN, M. Kes, turut membeberkan beberapa dampak buruk jika anak-anak tidak diberikan sarapan. Menurut dia, anak harus diberi makan pagi karena harus bekerja ekstra untuk memahami pembelajaran. 

"Kasihan sebenarnya, dia berjuang agar pembelajaran dari gurunya bisa sampai ke dia. Karena dia akan ditanya ulang, sementara kita gak sediakan zat gizi itu untuk dia bisa menerima dengan baik. Itu yang sebenarnya kita kasihan," ujarnya saat Peluncuran Nestle KOKO KRUNCH Nutrismarta, yang digelar virtual, Kamis 19 November 2020. 

Kisah Inspiratif Della Rahmawati, Usung Inovasi Pangan untuk Masa Depan Gizi Indonesia

Kemudian yang kedua menurut Rita adalah, anak tidak akan bisa belajar optimal jika tidak diberi sarapan. Padahal, anak berpotensi bisa mencetak prestasi jika sudah dibekali dengan sarapan. 

"Kemudian yang ketiga, penelitian-penelitian lain ternyata berpengaruh pada status gizi anak kelak. Banyak anak yang tidak sarapan dia jadi anemia, kekurangan zat besi di dalam darahnya. Dan itu berdampak lagi pada kehidupan mendatangnya, menjadi tidak produktif, tidak berprestasi, akhirnya menjadi beban negara," kata dia. 

Stunting dan Anemia Masih Tinggi di Indonesia, Hasil Studi Temukan Solusi Mengatasinya

Menurut Rita, tidak sarapan juga akan berdampak pada status gizi makronya. Anak akan terlihat lebih kurus, atau malah menjadi lebih cepat gemuk. 

"Jadi kesimpulannya, dengan tidak sarapan anak tidak bisa menerima proses pembelajaran dengan baik. Dengan tidak sarapan anak akan mengalami permasalahan gizi yang kompleks, mulai dari kekurangan gizi mikro seperti anemia, bahkan kemudian ketidakseimbangan zat gizi makro, yang ditandai dengan berat badan berlebih, atau berat badan malah kurus sekali," tutup Rita Ramayulis.
 

Lahan peremajaan sawit atau replanting.

RSI Ungkap Potensi Besar Lahan Sawit RI Jadi Penopang Kemandirian Pangan dan Energi

Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia ditegaskan memainkan peran strategis dalam mendukung ketersediaan pangan dan energi.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024