Tiga Masalah Psikologi Anak dan Remaja Selama Pandemi COVID-19

Seorang Anak sedang belajar daring
Sumber :
  • vstory

VIVA – Ketua Satuan Tugas Penanggulangan COVID-19 Ikatan Psikologi Klinis Indonesia, Amelia Sari Sani membeberkan gambaran masalah psikologis pada masyarakat di Indonesia selama pandemi COVID-19. 

KPAI Tolak Mentah-mentah Wacana Wakil Menkeu soal Pengenaan Pajak pada Judi Online

Dari data yang diperoleh dari 194 psikologi klinis IPK di 27 wilayah di tanah air setidaknya ada 14.619 orang yang menerima layanan dari para psikologis klinis baik secara tatap muka maupun telekonseling yang terbagi menjadi tiga periode sejak Maret 2020 hingga 31 Agustus 2020.

Periode pertama pada 15 Maret hingga 31 Mei,  kedua pada 1 Juni hingga 15 Juli dan periode 3 pada 16 Juli hingga 31 Agustus. Amelia menjelaskan, dari total 14.619 orang klien individu yang menerima layanan, 4.690 di antaranya adalah anak-anak yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan selama tiga periode berturut-turut.

PPATK Ungkap 197 Ribu Anak-Anak Terpapar Judi Online di Indonesia

Baca juga: Biar Langsing, Ahli Sarankan Minum Air Putih 30 Menit Sebelum Makan

"Terjadi penambahan yang signifikan pada klien anak tiap periodenya. Periode 1 tercatat 1.298, periode dua 1.616, periode tiga 1.776," kata dia dalam virtual conference, Jumat 23 Oktober 2020.

Bukan Cuma Tugas Guru, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua Buat Kembangkan Potensi Anak Sejak Dini

Amelia menjelaskan, masalah dengan prevalensi tinggi, terjadi pada anak dan remaja yang utama adalah hambatan belajar. 

"Masalah hambatan belajar hanya dialami anak dan remaja jumlahnya cukup besar  4.600an klien yang ke psikolog 26 persennya mengalami hambatan belajar," ujar dia.

Selain itu, masalah stres umum dan  masalah kecemasan juga dialami anak selama pandemi COVID-19. Menurut Amelia, masalah stres umum ini tidak terhindarkan lantaran berbagai hal yang dihadapi, tekanan-tekanan, keharusan beradaptasi terhadap perubahan yang drastis dan cepat muncul stres umum. 

Selain itu, Amelia juga menjelaskan adanya kecenderungan anak remaja mengalami masalah kekerasan dan munculnya perilaku menyakiti diri sendiri. 

 Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta  Mencuci Tangan Pakai Sabun,

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitangan
#satgascovid19
#ingatpesanibu

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya