Dokter Sebut Melahirkan Caesar Picu Anak Rentan Alergi
- Pixabay.com/cynthia_groth
VIVA – Dalam dua dekade terakhir, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat adanya peningkatan angka kejadian alergi pada anak di Indonesia. Alergi pada anak sendiri bisa dipicu oleh banyak hal termasuk proses persalinan saat bayi.
Adanya disfungsi terhadap sistem kekebalan tubuh, baik itu dari faktor genetik maupun lingkungan, dapat menyebabkan reaksi alergi dan berbagai efek yang berpengaruh negatif jangka panjang, tidak hanya bagi anak tapi juga bagi orang tua.
Alergi yang terjadi pada awal kehidupan juga akan meningkatkan risiko manifestasi alergi lain di masa depan, atau dikenal dengan Allergic March.
"Bagi si kecil, alergi dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung. Selain itu anak dengan alergi juga mengalami keterlambatan pertumbuhan," ujar Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., dalam Webinar Danone, Kamis 25 Juni 2020.
Prof Budi mengatakan bahwa alergi dapat dipicu oleh banyak hal seperti riwayat keluarga, di mana orangtua dapat menurunkan alergi pada anak. Selain itu, lanjutnya, proses persalinan juga berpengaruh terhadap kerentanan alergi anak.
"Anak-anak yang lahir caesar kejadian alergi lebih tinggi karena perkembangan mikrobiota normal di usus jadi lambat dan tidak optimal. Sehingga sistem imun berubah dan ada risiko alergi di kemudian hari," kata Prof Budi.
Dengan melahirkan secara normal atau per vaginal, kata dia, maka probiotik di usus anak dapat berkembang dengan lebih normal dibanding anak yang lahir secara sesar. Meski begitu, jika anak sudah terlanjur lahir secara sesar, maka disarankan memberi nutrisi terbaik untuk cegah alergi.
"ASI Eksklusif adalah makanan paling baik untuk cegah alergi pada anak. Berikan juga makanan dengan probiotik tepat hingga anak usia 2 tahun agar bisa terhindar dari alergi," terangnya.