Saling Serang KD-Azriel, Psikolog Sebut Perlu Mediasi
- instagram krisdayanti
VIVA – Media sosial tengah dihebohkan dengan unggahan anak kandung Krsidayanti dan Anang Hermansyah, Azriel. Lewat keterangan fotonya, adik Aurel itu menuturkan curahan hatinya akan sikap sang ibunda dan ayah tirinya, Raul Lemos..
KD, sapaan akrab Krisdayanti, mengunggah perbincangannya dengan putri sulungnya di laman instagram. Hal itu lantas memecah keheningan Azriel. Ia pun menuturkan bagaimana Azriel dan Aurel bertahan dari masa lalu dan harus menghadapi makian dari ayah tirinya itu.
Saling serang antara ibu dan anak di media sosial itu, menurut Psikolog Hersa Aranti, bisa dipicu banyak hal. Perbedaan nilai dan stigma negatif terhadap satu sama lain bisa membuat keduanya menjadi tak akur.
"Banyak (penyebab pertengkaran ibu dan anak). Seperti, cara komunikasi yang tidak sesuai, value yang berbeda, ekspektasi atau harapan yang berbeda, kesalahpahaman, perbedaan penilaian atau cara pandang, serta adanya stigma negatif terhadap satu sama lain," kata psikolog yang praktik di Lembaga Psikologi Daya Insani, Kemang, kepada VIVA, Senin 8 Juni 2020.
Dalam kasus KD, Azriel sempat mengungkap kekesalannya atas sikap sang ibunda di masa lalu. Hal itu bisa menjadi sebuah stigma negatif yang sudah terbentuk dalam diri Azriel.
Selain itu, kesalahpahaman juga kerap timbul antar ibu dan anak kandung itu saat KD dituding tak membalas pesan putri sulungnya. Tak hanya itu, perbincangan anak kandung Anang Hermansyah itu dan Raul Lemos, disebut adanya makian yang dilontarkan sehingga menambah panjang daftar permasalahan.
Untuk itu, Hersa menilai perlu adanya mediasi antara anak dan ibu agar memahami pikiran dan perasaan masing-masing. Bantuan ayah atau suami serta psikolog, menurut Hersa sangat penting sebagai pihak yang membantu keduanya rujuk.
"Untuk bisa akur perlu diadakan pembicaraan dua arah sih (apalagi kalau anaknya sudah cukup dewasa). Bisa dibicarakan dengan baik perasaan masing-masing terhadap satu sama lain gimana, mengapa, dicari bersama jalan keluarnya dan komitmen untuk membenahi hubungan. Boleh juga dibantu pihak lain seperti suami atau ayah, atau dimediasi pihak yang netral seperti psikolog," tuturnya.