Proses Bayi Tabung Picu Kegemukan Bagi Calon Ibu, Mitos atau Fakta?
- Pixabay/DrKontogianniIVF
VIVA – Proses bayi tabung sudah dilakukan di awal tahun 2010-an dan telah sukses 'melahirkan' hingga 7 juta anak. Namun, masih banyak pasangan yang meragukan proses itu. Terlebih dengan ragam mitos yang beredar.
Salah satunya, kekhawatiran para calon ibu akan berat badannya yang bertambah saat dan usai proses bayi tabung. Banyak yang merasa bahwa proses itu bisa memicu kegemukan akibat suntikan hormon yang diberikan.
Hal ini ditepis langsung oleh ahli fertilitas Sunfert International Fertility Centre, dr Eeson Sinthamoney. Menurutnya, suntikan hormon yang berlangsung selama waktu singkat itu tak berdampak pada kenaikan berat badan ibu.
"Ini mitos. Suntikan 10 hari jadi gemuk itu enggak mungkin. Kembung mungkin terasa karena sel telur mulai membesar. Bayangkan 10-20 telur bertambah besar. Terasa gemuk mungkin, tapi itu sebentar saja. Selang beberapa hari, maka kembali lagi kondisinya," ucap Eason saat ditemui baru-baru ini.
Selain itu, Eason juga membantah adanya perbedaan yang mencolok antara bayi yang dilahirkan spontan dengan bayi dari proses bayi tabung. Meski terdapat risiko cacat pada anak hasil bayi tabung, tapi risiko itu sangat minim. Terlebih dengan memilih pakar dan fasilitas kesehatan yang mumpuni.
"Risiko kecacatan pada bayi tabung mungkin lebih sedikit dari bayi yang lahir dari proses alami, tapi perbedaan itu terlampau kecil. Pada 2020, sudah ada 7 juta bayi IVF dan tidak ada perbedaan yang signifikan," paparnya lagi.
Malahan, bayi tabung bisa menjadi lebih unggul dengan menggunakan teknologi terkini. Diakui Chief Commercial Officer Malaysia Healthcare Travel Council, Nik Yazmin Nik Azman, penyakit genetik dari orangtua bisa dihilangkan untuk anak melalui proses bayi tabung.
"Orangtua yang punya penyakit genetik, maka mereka bisa dapatkan anak dengan tanpa penyakit genetik itu. Seperti penyakit genetik hemofilia, itu pasti turun ke anak. Dengan adanya teknologi terbaru di Malaysia, maka anak hasil bayi tabung bisa terhindar dari penyakit genetik itu," ujar Yazmin.