Agar Anak Tak Merasa Kehilangan Pasca Orangtua Bercerai

Ilustrasi cerai
Sumber :
  • Pixabay/Steve Buissinne

VIVA – Perceraian tidak pernah diinginkan oleh pasangan manapun. Namun, jika rumah tangga sudah tidak dapat dipertahankan, perceraian dianggap sebagai satu-satunya cara yang dapat ditempuh, daripada terus-menerus hidup dalam ketidakbahagiaan. 

Band Nevach Rilis Lagu Ruang Hampa, Cerita Tentang Broken Home

Tapi sayangnya, satu-satunya orang yang jadi korban saat orangtua bercerai adalah anak mereka sendiri. Mereka akan kehilangan salah satu sosok orangtua, yang biasanya bisa anak dapatkan saat orangtua masih bersama. 

Ditemui di sebuah acara talkshow, psikolog Roslina Verauli, MPsi, berpendapat bahwa keluarga itu bukan hanya terdiri dari ayah atau ibu saja. Keberadaan orangtua dan anak sebagai individu yang berdiri sendiri, semuanya punya pengaruh dan dampak terhadap keluarga secara keseluruhan. 

Ditolak Jadi Satpam, Jenderal Agus Subiyanto Kini Jadi Calon Tunggal Panglima TNI

"Ketika misalnya anak sakit, struktur keluarga langsung berubah, fungsi keluarga langsung goyah. Ketika Papahnya tiba-tiba di PHK, semuanya langsung goncang. Ketika Mamahnya ada outing keluar kota berhari-hari, keluarga langsung goyang. Jadi, semua individu dalam keluarga menentukan kemampuan keluarga untuk berfungsi," ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini. 

Verauli juga turut memberikan contoh kondisi lain, apabila orangtua mengalami perceraian atau ada salah satu yang meninggal, anak tentu akan merasa tidak terkoneksi dengan salah satu yang meninggalkannya. 

Tumbuh di Keluarga Broken Home, Irish Bella Isyaratkan Tak Mau Cerai Demi Anak

"Jadi dulu ketika masih suami-istri, anak ini selalu diurus urusan sekolahnya sama Mamahnya. Begitu berpisah dan hak asuh jatuh pada Mamah, Mamahnya aja yang nongol terus. Anaknya tiba-tiba ngerasa tidak terkoneksi dengan bapaknya," kata dia. 

Kemudian, orangtua lupa dan tidak menyadari, bahwa sebagai keluarga mereka butuh melakukan penyesuaian, tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk anaknya. 

"Jadi yang harusnya ngurus anak sekarang gak cuma ibu, bapak juga butuh nongol. Sehingga anak merasa dirinya punya Papah dan Mamah. Penyesuaian itu penting saat keluarga strukturnya berubah, agar fungsi di dalam keluarga tetap berjalan," tutur Verauli.

Ilustrasi bullying.

Aisah Dahlan Ungkap Fakta, Mengapa Anak Broken Home Suka Terlibat Masalah di Pergaulannya

Perceraian orang tua ternyata bisa berdampak pada kondisi psikologis anak-anak. Tak sedikit anak korban perceraian alami masalah saat berhubungan di lingkungan sosial

img_title
VIVA.co.id
1 Maret 2024