Stres saat Hamil Picu Anak Temperamental, Ini Trik Mengatasinya

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA – Beberapa studi menyebutkan bahwa ibu yang kerap stres saat hamil berisiko memicu sifat temperamental pada anaknya kelak. Sebab, janin sudah terlebih dahulu terpapar hormon kortisol yang diproduksi tubuh ibunya saat stres yang 'diserap' oleh otaknya.

Juru Bicasa Sebut Program Makan Bergizi Gratis Buat Ibu Hamil Dibagikan Seminggu Sekali

Studi tersebut tentu memicu kekhawatiran para ibu hamil yang sering terpapar stres. Terkait hal tersebut, Psikolog Keluarga, Putu Andani M.Psi., mengatakan bahwa proses tumbuh kembang anak bisa dipengaruhi banyak faktor.

"Memang benar, anak bisa lahir lahir dengan kondisi rentan stres atau temperamental karena selama kehamilan terpapar stres. Itu bersifat nature. Tapi setelah itu ibu bisa berikan nurture," ungkap Putu saat ditemui baru-baru ini.

Penampakan Menu Makan Bergizi Gratis Seharga Rp 10 Ribu di Depok

Putu melanjutkan, nurture adalah bentuk pengasuhan yang diberikan oleh orangtua kepada anak. Perbandingan nature dan nurture sendiri sebenarnya sama besarnya.

"Asal pengasuhannya baik, ajak anak untuk bisa kelola stres dengan tepat, maka temperamennya bukan tidak mungkin bisa diredakan," kata Putu.

Diganti Jeruk, Menu Makan Bergizi Gratis Hari Pertama di Depok Tidak Dilengkapi Susu

Hal senada dikatakan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), bahwa ibu hamil yang kerap stres memang memicu sifat temperamental pada anak. Tapi dengan menjaga bonding antar ibu dan anak, maka hal tersebut bisa diubah.

"Bayi terpapar hormon kortisol akan mempelajari dan menyerap hal tersebut sehingga membuat anak tumbuh rentan pemarah. Tapi untuk memperbaikinya bukan tidak mungkin. Bisa dengan kontrol stres setelah lahir melalui bonding dan kasih sayang tepat," ujarnya.

Ilustrasi hamil/ibu hamil.

Ibu Hamil Dapat segini dari Dana Bansos PKH 2025, Cek Jadwal Pencairannya!

Dalam program ini, ibu hamil menjadi salah satu kelompok prioritas penerima bantuan. Ada juga kelompok lain seperti balita, anak sekolah, lansia, dan disabilitas.

img_title
VIVA.co.id
21 Januari 2025