Anak Kena Autis, Kenali Ciri-cirinya

Kampanye Peduli Autisme
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Untuk pertama kalinya aktris Dian Sastrowardoyo berbicara seputar keluarganya. Pada Jumat kemarin, 23 Agustus 2019, Dian Sastro mengungkapkan bahwa putra pertamanya, Syailendra Naryama Sastraguna Sutowo, didiagnosis autisme.

Heboh Kasus Agus Korban Penyiraman Air Keras, Pakar Pendidikan Autis Buka Suara

Autisme sendiri merupakan kondisi neurobehavioral kompleks yang mencakup gangguan dalam interaksi sosial, perkembangan bahasa serta keterampilan komunikasi yang dikombinasikan dengan perilaku berulang yang kaku. Anak dengan autisme umumnya kesulitan untuk berkomunikasi, mereka juga sulit untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.

Lalu seperti apa karakteristik atau ciri anak dengan autisme? Setidaknya ada tiga karakteristik utama anak dengan autisme, pertama kesulitan memahami komunikasi non-verbal, seperti bahasa tubuh.

Film 'Aku Jati, Aku Asperger' Dikritik karena Kurang Mewakili Anak Autis, Jefri Nichol Buka Suara!

Kedua kesulitan memahami kapan dan bagaimana merespons dengan tepat dalam interaksi sosial dan ketiga kesulitan mengembangkan, memahami, dan memelihara hubungan dengan orang lain. 

Lebih lanjut dalam laman autisme spectrum, tanda awal anak dengan autisme adalah kegagalan untuk merespons nama seseorang, berkurangnya minat pada orang dan kemampuan berbicara yang tertunda. Di usia balita, banyak anak pada spektrum autisme yang mengalami kesulitan bermain, permainan sosial atau meniru tindakan orang lain. Mereka justru lebih suka bermain sendiri. 

Dian Sastro Lawan Stigma Usia lewat ‘Miracle Runway’ di Jakarta Fashion Week 2025

Orang dengan spektrum autis juga cenderung kesulitan menafsirkan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Mereka juga sulit memahami isyarat sosial yang halus seperti senyum, lambaian tangan.

Mereka juga memiliki kesulitan dalam melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Jika umumnya anak berusia lima tahun memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda darinya, orang dengan spektrum autisme mungkin tidak memiliki pemahaman seperti itu. Hal ini, pada akhirnya, dapat mempersulit dirinya untuk memprediksi atau memahami tindakan orang lain.

Orang-orang pada spektrum autisme juga mengalami kesulitan mengatur emosi. Mereka sering menangis atau marah secara tidak terduga yang umumnya terjadi dalam situasi yang tidak dia kenal sebelumnya atau saat dia sedang frustrasi. 

Orang dengan autisme juga suka berbicara dengan cara yang tidak biasa. Mereka mungkin hanya mengucapkan satu kata atau berulang kali menyuarakan frasa yang sama. Beberapa dari mereka juga akan mengalami masa echolalia atau mengulangi apa yang dikatakan orang lain. 

Beberapa dari anak autis dapat berbicara dengan lancar tetapi mengalami kesulitan melanjutkan percakapan. Mereka mungkin akan berbicara tentang hal yang dia sukai sendiri, tanpa memberi orang lain berkomentar. 

Beberapa anak pada spektrum dengan kemampuan bahasa yang superior cenderung berbicara seperti orang dewasa daripada anak-anak seusianya. 

Kesulitan umum lainnya adalah anak autis sulit memahami bahasa tubuh, nada suara atau makna ekspresi seperti idiom. Orang-orang pada spektrum autisme cenderung sangat harfiah dalam pemahaman mereka tentang bahasa.

Ekspresi wajah, gerakan dan gerak tubuh mungkin tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan. Nada suara mereka mungkin tidak mencerminkan perasaan mereka dan pada beberapa orang mungkin terdengar bernada tinggi atau datar. 

Maka itu, penting untuk memahami individu dengan baik, sehingga kebutuhan spesifik mereka dapat dipenuhi.

Teman Autis.

Lawan Stigma Negatif, Aksi Inspiratif Teman Autis Jadi Wadah Edukasi Tentang Autisme

Empat orang wanita yakni Alvinia Christiany, Ratih Hadiwinoto, Herlina Halim, Jessica Christina mendirikan Teman Autis.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024