Jangan Paksa Anak untuk Bermain, Begini Dampaknya
- U-Report
VIVA – Mengajak anak bermain memiliki peran yang sangat penting untuk mengoptimalkan potensi anak di usia di bawah lima tahun. Selain itu, bermain juga bisa menjadi wadah untuk tumbuh kembang sekaligus belajar bagi anak.
"Bermain adalah cara yang paling efektif untuk memperkenalkan hal-hal baru kepada anak," kata Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), M.Si, saat peluncuran fitur Teman123 pada aplikasi IbudanBalita, di Gedung Wanita, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 28 Juni 2019.
Soedjatmiko mengatakan, khusus saat anak berusia di bawah lima tahun (balita), orang tua dalam hal ini ibu, mempunyai peran yang besar untuk mengoptimalkan manfaat bermain. Salah satunya adalah dengan cara mendampingi dan memeragakan permainan.
"Anak-anak akan bermain dan bergembira, eksplorasi hal-hal baru menjadi sangat menyenangkan dan proses belajar menjadi lebih mudah. Dengan cara bermain terarah dan interaktif setiap hari, akan meningkatkan daya ingat, analisis, kecerdasan dan rasa percaya diri anak," kata dia.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa memaksa anak untuk bermain juga tidak baik bagi tumbuh kembangnya. Alih-alih membawa manfaat, memaksakan anak bermain justru membuat anak memiliki perilaku yang cenderung buruk. Ia mengatakan bahwa anak memiliki waktunya sendiri untuk bermain.
"Kalau tidak mau bermain jangan dipaksa karena timbul reaksi penolakan, akan menjadi anak yang melawan dan meronta-meronta dan berontak," kata Soedjatmiko.
Oleh sebab itu, ia menyarankan orang tua untuk mengenali minat dan waktu terbaik anak untuk bermain. Dengan demikian orang tua bisa menyesuaikan permainan yang tepat dan membantu tumbuh kembangnya. (ase)