5 Kunci Agar Anak Bisa Menerima Kekalahan
- U-Report
VIVA – Dalam setiap kompetisi selalu ada menang dan kalah. Banyak orang selalu ingin menang. Tapi di sisi lain mereka tidak siap untuk menerima kekalahan.
Memang tidak mudah bagi seorang untuk menerima kekalahan. Terlebih ketika usaha yang dilakukan dirasa telah maksimal. Butuh jiwa ksatria dan lapang dada untuk menerima suatu kekalahan.
Oleh sebab itu penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak sejak kecil tentang cara menerima kekalahan. Sehingga, kelak ia bisa menerima kekalahan dengan kepala yang tegak. Berikut beberapa caranya seperti dilansir dari Parents, Selasa, 28 Mei 2019.
Jadi pemandu, bukan penyelamat
Orang tua mungkin tidak bisa selalu berada di sisi si kecil saat ia mengalami kekalahan. Sebab itu pandu ia keluar dari masalah dan kekalahannya. Tanyakan padanya cara untuk mengubah situasi. Semakin banyak solusi yang didapat, akan semakin baik.
Kurangi pujian
Melimpahi anak dengan pujian cenderung menjadi suatu hal yang bahaya ketimbang baik untuk mereka. Anak-anak yang terlalu dipuji menjadi tergantung pada orang lain untuk sebuah validasi untuk merasa dihargai. Itu bukan berarti tidak boleh memujinya. Pujilah anak secara cukup dengan cara yang tepat.
Dorong anak untuk mencoba hal-hal baru
Anak-anak secara alami condong menyukai hobi yang menarik minat mereka dan di mana mereka unggul. Tetapi jika anak menghindari mencoba aktivitas yang berbeda karena dia takut dengan apa yang akan dia lakukan, dia akan kehilangan keinginan untuk memperluas wawasannya. Sebab itu perkenalkan dia dengan hal baru dan tegaskan bahwa ia tidak perlu merasa perlu untuk memecahkan rekor.
Ajari mereka untuk menunda kepuasan
Banyak anak selalu ingin permintaannya dituruti. Tetapi mendorong seorang anak untuk menunggu, membantunya mengembangkan kontrol diri. Hal ini bisa jadi keterampilan yang akan diandalkan sepanjang hidupnya.
Sebuah penelitian juga mengungkap bahwa jika seorang anak dapat mengendalikan impulsnya dia akan lebih mampu menangani segala macam tantangan.
Jadilah teladan yang baik
Anak ialah peniru yang sangat ulung. Sebab itu jadilah contoh dan teladan yang baik. Jika Anda panik setiap kali salah meletakkan ponsel atau menyalahkan diri saat menodai baju, Anda tidak menunjukkan keterampilan yang sehat.
Ajari anak bahwa Anda ialah orang yang bertanggung jawab ketika melakukan kesalahan. Ini menunjukkan bahwa orang dewasa juga membuat kesalahan - dan mengakuinya.
Kelola harapan
Mengelola harapan juga menjadi satu hal penting. Alih-alih membicarakan rencana yang menarik yang membuatnya berharap, beritahu anak kemungkinan yang akan terjadi. Sehingga jika pada akhirnya tidak ada yang berhasil, ia siap menerimanya, dan memperkuat pelajaran bahwa kekecewaan kecil adalah bagian dari kehidupan. (ren)