5 Cara Disiplinkan Anak Jika Mereka Jadi Pelaku Bullying

Ilustrasi cyberbullying
Sumber :
  • Flickr/Hannahgal

VIVA – Kasus bullying atau perundungan yang dilakukan anak-anak usia sekolah kian marak terjadi. Yang terbaru adalah kasus bullying yang dialami oleh Audrey. Diduga, gadis ini di-bully 12 remaja wanita SMA.

Pilu, Angka Kasus Bunuh Diri di Indonesia Meningkat! Didominasi Anak di Bawah 15 Tahun

Mendangar hal itu, tentu membuat geram. Bahkan hal ini, seringkali membuat para orangtua was-was dan khawatir. Tidak ada orangtua yang ingin anaknya menjadi pelaku bullying. Namun, orangtua harus waspada karena potensi anak paling sopan sekalipun bisa terlibat.

Jika terlanjur buah hati jadi pelaku bullying, bagaimana untuk mendidiknya? Berikut ini lima cara orangtua menghadapi anak pelaku bullying, seperti dilansir dari Very Well Family

Areum Eks T-ara Buka Suara Soal Ancaman dan Bullying yang Dilakukan Hyo-young

Segera ketahui

Ketika tahu anak mem-bully anak lain, sangat penting untuk Anda bicara langsung dengan mereka. Dengan melakukan ini, orangtua menunjukkan rasa pedulinya atas keadaan yang dihadapi anak. Tapi, tetap tindakan ini tidak bisa diterima dan ditoleransi. Meski Anda tidak harus langsung menuliskan konsekuensi, sebagai orangtua, Anda perlu bicara pada anak tentang tindakannya. Biarkan anak tahu bahwa dia akan didisiplinkan karena perbuatan tercelanya.

Lindungi Guru dari Kekerasan, Wapres Gibran Dorong ada UU Khusus

Ketahui akar masalah

Untuk mengembangkan rencana pendisiplinan yang tepat, Anda perlu mencari tahu mengapa anak memilih mem-bully anak lain. Misal anak mem-bully yang lain karena ingin terkenal, Anda perlu mengenalkan pentingnya persahabatan yang sehat dan menolak tekanan dari teman. Tapi ingat, jangan beri anak alasan untuk pembenaran tindakan mereka, justru beri informasi tentang betapa buruknya perilaku dia dan pentingnya memberi hukuman.

Tanggung jawab

Anak perlu mengenali bahwa apapun alasan di balik tindakan perundungan, dia tetap harus bertanggung jawab atas tindakannya. Terkadang anak menolak bertanggung jawab, jangan biarkan sikap seperti ini berkembang. Terus bicarakan situasinya hingga anak bisa berkomunikasi dan memahami tanggung jawabnya.

Sita fasilitas istimewa

Kehilangan apa yang biasa dinikmati adalah bentuk paling populer untuk mendisiplinkan remaja dan biasanya sangat efektif. Seperti mengambil ponsel, melarang menggunakan mobil keluarga, tidak bisa ikut acara pesta tertentu atau bahkan menutup akses penggunaan media sosial.

Poinnya adalah untuk menunjukkan bahwa perilaku bullying memiliki konsekuensi dan tidak bisa ditoleransi. Pastikan ketika sudah mengambilnya, Anda tidak akan memberikannya kemudian, juga pastikan durasi untuk mengambil semua yang terasa istimewa untuknya dilakukan cukup lama setelah dia jera.

Tumbuhkan empati

Bicarakan tentang perundungan dan pastikan anak benar-benar memikirkan tentang bagaimana perasaan dia jika dia yang menjadi korban. Ketika anak belajar melihat dari sudut pandang berbeda, mereka akan cenderung berkurang melakukan tindakan bully di kemudian hari. Faktanya, menanamkan empati dan kecerdasan emosional merupakan cara mencegah pem-bully-an. (rna)

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan.

Veronica Tan Sebut Ekonomi Perempuan Tak Terjamin Jadi Penyebab Masalah Mental Health hingga Bullying

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (WamenPPPA), Veronica Tan bahwa masalah mental health ini bukan sesuatu yang tiba-tiba diturunkan.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024