Kenali 5 Tanda Anak Jadi Korban Bullying

Ilustrasi anak indigo.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kasus pengeroyokan AU, seorang remaja asal Pontianak, Kalimantan Barat memicu kecaman dari banyak pihak. Korban yang masih berusia 14 tahun diduga dikeroyok oleh 12 remaja lainnya yang dipicu karena masalah cekcok di media sosial.

Pilu, Angka Kasus Bunuh Diri di Indonesia Meningkat! Didominasi Anak di Bawah 15 Tahun

Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi para orangtua. Mereka khawatir bahwa anaknya juga bisa menjadi korban dari pelaku bullying di sekolah.

Sebetulnya, ada sejumlah tanda yang bisa dikenali pada anak yang mengalami bullying. Ini menjadi penting agar segera bisa dilakukan pendampingan dan keluar dari masalah tersebut. Berikut ini tanda anak Anda menjadi korban bullying, dilansir dari The List, Rabu, 10 April 2019.

Areum Eks T-ara Buka Suara Soal Ancaman dan Bullying yang Dilakukan Hyo-young

1. Merasa tertekan

Salah satu tanda paling umum anak menjadi korban bullying ialah adanya gejala depresi. Ketika anak diintimidasi dan dianiaya di sekolah, wajar bagi mereka untuk merasa tertekan.

Lindungi Guru dari Kekerasan, Wapres Gibran Dorong ada UU Khusus

Dalam sebuah studi tahun 2001 tentang perilaku intimidasi di Amerika Sserikat (AS) yang diterbitkan di JAMA, penulis Tonja R. Nansel, Ph.D.; Mary Overpeck, Dr.PH.; dan Ramani S. Pilla, Ph.D. menulis, "Anak yang diintimidasi umumnya menunjukkan tingkat rasa tidak aman, kecemasan, depresi, kesepian, ketidakbahagiaan yang lebih tinggi, gejala fisik dan mental, dan harga diri yang rendah."

2. Tidak Mau Makan

Jika memperhatikan bahwa anak tidak lagi makan malam atau sebaliknya, pulang dari sekolah kelaparan, mereka mungkin menjadi korban bullying. Perubahan ini terjadi karena sejumlah alasan, termasuk depresi.

Mayra Mendez, Ph.D., seorang psikoterapis berlisensi di Providence Saint John Child and Family Development Center mengatakan, “Seorang anak mungkin menunjukkan penurunan nafsu makan dan perilaku makan seperti menolak makan di sekolah, menyembunyikan makanan dan menimbunnya atau mengambil makanan ke sekolah dan tidak memakannya, lebih baik memberikannya atau dibawa pergi oleh teman sebaya.”

3. Susah Tidur

Jika anak merasa sulit tidur atau tidurnya terganggu itu bisa jadi akibat dari bullying. Dr. Mendez mengatakan, jika anak mengalami gangguan tidur, seperti kesulitan tidur, mimpi yang sering dan menakutkan, mengalami mimpi buruk dua kali atau lebih dalam seminggu, terbangun dua kali atau lebih dalam semalam itu bisa jadi tanda tertekan karena bullying.

4. Suka Menyendiri

Jika anak tiba-tiba menarik diri dari lingkungan sosial dan lebih suka menyendiri, menurut Dr. Mendez, hal itu bisa jadi tanda anak mengalami bullying.

Dalam studi mereka tahun 2001, Drs. Nansel, Overpeck dan Pilla menemukan, mereka yang di-bully menunjukkan penyesuaian sosial dan emosional yang lebih buruk, melaporkan kesulitan yang lebih besar untuk berteman, hubungan yang lebih buruk dengan teman sekelas, dan rasa kesepian yang lebih besar.

Remaja yang terisolasi secara sosial dan tidak memiliki keterampilan sosial juga lebih cenderung menjadi sasaran bully.

5. Tak Mau Ke Sekolah

Ini adalah gejala umum bagi korban bullying untuk menghindari pergi ke sekolah, sehingga mereka tidak harus menghadapi penyiksa mereka. Jika anak mengaku sakit dan mencari-cari alasan untuk tidak ke sekolah itu karena mereka merasa lebih aman di rumah, di mana mereka tidak harus berurusan dengan pengganggu.

Konsultan pendidikan James Dillon mengatakan, jika seorang anak menderita pelecehan sebaya dan intimidasi setiap hari, cara terbaik bagi anak itu untuk melindungi dirinya sendiri adalah tidak pergi ke sekolah. (rna)

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan.

Veronica Tan Sebut Ekonomi Perempuan Tak Terjamin Jadi Penyebab Masalah Mental Health hingga Bullying

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (WamenPPPA), Veronica Tan bahwa masalah mental health ini bukan sesuatu yang tiba-tiba diturunkan.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024