Kelahiran Prematur di Indonesia Masuk Peringkat 5 Tertinggi di Dunia
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Angka kejadian bayi prematur masih cukup tinggi di berbagai negara. Bahkan di dunia, sebanyak 15 juta bayi terlahir prematur tiap tahunnya. Angka tersebut bahkan terus bertambah setiap tahunnya.
Bagaimana dengan Indonesia? Menurut sebuah studi, Indonesia menempati peringkat ke-5 kelahiran prematur tertinggi di dunia.
dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA (K) selaku dokter anak konsultan Neonatalogi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengatakan, hal ini terjadi karena multi faktor.
"Bukan hanya karena kurangnya kesadaran dari ibu. Bukan berarti kalau kita intervensi di sebelah sini enggak akan terjadi, jadi memang banyak faktornya," kata Putri saat ditemui dalam acara Nutricia, Sarihusada di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu 17 November 2018.
Ia juga menjelaskan bahwa seorang anak disebut prematur ketika lahir pada usia kurang dari dari 37 pekan akibat berbagai kondisi. Dengan kondisi tubuh yang belum optimal dan besarnya tantangan pemenuhan nutrisi, lanjut Putri, anak yang terlahir prematur membutuhkan perhatian dan penanganan khusus untuk bisa mendukung tumbuh kembang serta masa depannya.
"Anak yang terlahir prematur berisiko memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian khusus karena dapat berdampak pada tumbuh kembangnya, baik dalam jangka pendek ataupun panjang," kata dia.
Sebab itu, dunia medis masih terus melakukan studi untuk mencari tahu penyebab terjadinya kelahiran prematur. Sehingga risiko kehamilan yang melahirkan bayi prematur bisa dihindari. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, menurut Putri, ialah status kesehatan pada 1.000 hari pertama.
"Jadi perlu diingat bahwa masa depan anak tidak hanya ditentukan setelah ia lahir. Masa depan seorang anak dipengaruhi o|eh status kesehatan pada 1.000 hari pertama dimulai sejak masih di dalam kandungan ibu," kata dia.