AMIR, Upaya Dini Penuhi Asupan Air Anak
- Pixabay/Pexels
VIVA – Sebuah studi menunjukkan bahwa asupan air pada masyarakat, sudah mencukupi. Hanya saja, pada masyarakat Indonesia, asupan minuman manis atau dengan gula juga cukup tinggi.
Dalam publikasi Liq.in 7 (European Journal of Nutrition) tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 78 persen anak-anak, 79 persen remaja, 72 persen dewasa dari total 3644 partisipan telah tercukupi kebutuhannya cairannya. Dalam pemenuhan cairan tersebut, air putih adalah kontributor total asupan cairan untuk seluruh umur (76-81 persen).
Namun, masyarakat Indonesia masih tinggi dalam mengkonsumsi minuman bergula yang ditunjukkan sebanyak 24 persen anak, 41 persen remaja, dan 33 persen dewasa mengonsumsi 1 porsi (250mL) minuman bergula per hari. Hal ini memperlihatkan masyarakat Indonesia sudah memiliki kesadaran dalam memenuhi hidrasi sehat namun juga berisiko terhadap penyakit tidak menular.
"Total asupan cairan masyarakat lndonesia sudah meningkat, tetapi hal tersebut diiringi juga dengan peningkatan asupan minuman bergula. Asupan minuman bergula yang berlebihan dapat secara signifikan meningkatkan risiko obesitas, diabetes mellitus dan dapat menyebabkan penyakit lain seperti ginjal," ujar Profesor di bidang Nutrisi, Prof Stavros A. Kavouras, dalam konferensi pers 2nd Indonesian Hydration & Health Conference (IH2C) di IMERI FKUI, Salemba, Jakarta, Rabu 7 November 2018.
Kesadaran masyarakat di Indonesia terhadap pentingnya minum air masih sangat dipengaruhi oleh letak geografis dan status sosioekonomi, dan juga tersedianya akses air minum yang aman. Untuk mendorong perilaku masyarakat dalam memenuhi hidrasi sehat tersebut, IHWG (Indonesian Hydration Working Group) dengan PT. Tirta lnvestama (Danone-AQUA) dan Kementerian Kesehatan mengembangkan bebagai program untuk meningkatkan kesadaran akan hidrasi sehat yang dapat membantu perubahan perilaku hidup yang lebih sehat seperti penelitian, advokasi dan edukasi kepada masyarakat dengan program Ayo Minum Air (AMIR).
"Melalui program AMIR, kami berupaya untuk membiasakan perilaku minum air yang sehat kepada para siswa sekolah dasar dengan menyediakan gelas dan air saat makan siang di sekolah, selain itu kebiasaan perilaku siswa akan berubah bila di rumah pun juga menerapkan yang sama, sehingga penting kerjasama guru dan orangtuanya," ujar Ketua IHWG, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, di kesempatan yang sama.
Prof Budi menegaskan bahwa dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku dalam pemenuhan hidrasi sehat. Karena itu intervensi pada anak sejak awal untuk berperilaku yang benar tentang hidrasi sangat dibutuhkan.
"Terutama yang terkait kognisi anak di mana dengan hidrasi yang baik akan membantu meningkatkan konsentrasi belajar di sekolah. Anak butuh minimal 6 gelas air putih sehari. Jika ia lebih aktif bergerak, sebaiknya ditambahkan lagi," jelasnya.