Diabetes Tipe 1 Juga Bisa Menyerang Anak-anak
- Pixabay/TesaPhotography
VIVA – Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis.
Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel-sel lain di tubuh. Apabila produksi insulin berkurang, maka akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Seringkali penyakit ini dianggap sebagai penyakit yang sering diderita oleh orang dewasa. Namun, nyatanya penyakit ini juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR.dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A (k) menjelaskan, angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama 10 tahun terakhir.
Dari jenisnya, menurut Aman, kasus DM yang paling banyak terjadi pada anak di Indonesia adalah DM tipe 1 dibandingkan dengan DM tipe 2.
DM tipe-1 didiagnosis paling banyak pada kelompok usia 10-14 tahun dengan jumlah 403 kasus, kemudian kelompok usia 5-9 tahun dengan jumlah 275 kasus, kelompok usia kurang dari 5 tahun dengan jumlah 146 kasus, dan paling sedikit adalah usia di atas 15 tahun berjumlah 25 kasus.
"Tipe satu paling banyak pada anak Indonesia sebesar 80 persen ," kata dia di Gedung Kementerian Kesehatan RI Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2018.
Terkait dengan faktor keturunan sebagai penyebab terjadinya DM tipe 1 ini pun dibantah tegas olehnya. Penyebab DM tipe 1 adalah interaksi dari banyak faktor, antara lain lingkungan hingga sistem imun.
"DM1 itu autoimun, memang dia sistem penurunannya seperti terpilih bukan turunan," kata dia.
Dia menyebut bahwa pihaknya juga tengah mencari tahu kemungkinan infeksi virus yang bisa menjadi penyebab DM tipe 1 ini.
"Salah satunya infeksi virus yang saat ini tengah kita cari tahu, anak yang mengidap polio pun memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 ini," kata dia.
Dia pun menyarankan agar orangtua rajin melakukan check up secara keseluruhan untuk mencegah terjadi kemungkinan keterlambatan yang bisa menyebabkan kematian.
"Kalau terlambat bisa menyebabkan kematian. 72 persen pasien yang masuk rumah sakit sudah diabetik koma," kata dia.
(je)