Cegah Anak Obesitas, Kurangi Asupan Gula

Ilustrasi anak makan mi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pola makan buruk yang dianut oleh masyarakat urban saat ini, menimbulkan bahaya obesitas. Di Indonesia sendiri, sebanyak 15,4 persen anak dan dewasa tercatat sudah mengalami obesitas.

Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?

Permasalahan pola makan yang buruk dengan kadar gula dan garam yang tinggi, menjadi pemicu tingginya angka obesitas. Menurut catatan Riskesdas, angka kegemukan pada anak sejak tahun 2010, mengalami peningkatan di tahun 2013.

"Usia 5 sampai 12 tahun yang tercatat kegemukan, mengalami kenaikan sebesar 18 persen. Ini berbahaya karena bisa memicu penyakit tidak menular," ujar Pakar Nutrisi dan Guru Besar IPB Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS dalam peluncuran Milo Baru di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.

Jam Tidur Terbalik Bisa Picu Penyakit Serius! Begini Cara Kembali ke Pola Tidur Normal

Prof Khomsan menambahkan, pola hidup sehat sejak dini akan memengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan kualitas hidup mereka ketika dewasa kelak.

"Sebagai contoh, anak yang telah terbiasa menerapkan pola makan sehat pada saat dewasa akan memiliki risiko lebih rendah terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti obesitas, hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung," jelasnya.

Terpopuler: Pesona Titiek Soeharto hingga Tanda Gangguan NPD

Saran dari WHO terkait konsumsi gula sebanyak 25 gram per kapita per energi total. Namun, Kementerian Kesehatan RI menyarankan konsumsi sedikit lebih tinggi yaitu 50 gram per kapita per energi total atau 4 sendok makan per hari.

"Untuk meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat, menjadi motivasi dari upaya inovasi dan renovasi Nestle dalam menghadirkan Milo dengan gula yang 25 persen lebih rendah untuk keluarga lndonesia” ujar Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestle Indonesia Prawitya Soemadijo di kesempatan yang sama.

Adapun kandungan gula total tersebut sebanyak 11 gram dengan 5 gram di antaranya berasal dari gula pasir. Sementara, sebagian besar sumber gula tersebut berasal dari serat dan karbohidrat untuk menambah energi pada anak.

"Malt adalah sumber dari karbohidrat dan serat yang merupakan jenis dari biji-bijian, yang berfungsi untuk menambah energi anak. Di samping itu, kami juga meningkatkan kandungan vitamin dan mineral, seperti vitamin 86, B12, C, D, dan zat besi," kata dia.

ilustrasi perut rata, perut buncit, diet

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Dijelaskan, dr. Todung, diet autofagi sendiri adalah diet dengan dua kali makan dalam satu hari yakni pada pukul 12.00 dan pukul 18.00.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024