Sarapan Pagi Tingkatkan Kecerdasan Anak Selama di Sekolah
- Pixabay/ImageBG
VIVA – Mengonsumsi sarapan pagi harus dilakukan secara rutin sejak usia kanak-kanak. Alasannya, saat kita tidur, organ organ tubuh seperti jantung, otak, pankreas dan sistem pencernaan tetap bekerja. Sehingga ketika bangun tidur, tubuh membutuhkan asupan sebagai pengganti energi yang telah dipakai.
"Otak bekerja lebih berat saat tidur, karena ia tetap harus memompa kerja fungsi organ lain seperti jantung, ginjal, paru-paru, dan sistem pencernaan. Ini yang membuat tubuh, khususnya otak membutuhkan sarapan saat bangun tidur di pagi hari," ujar Perwakilan IDI, Dr Ulul Albab, Sp.OG, dalam konferensi pers Kampanye Sarapan Bernutrisi Agar Perut Terisi Siap Konsentrasi, di Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018.
Sarapan mempunyai pengaruh positif terhadap proses pembelajaran di sekolah terkait kemampuan kognitif anak. Kinerja kognitif ini terutama dalam hal daya ingat dan keterampilan menyerap pelajaran di sekolah.
Kebiasaan sarapan juga berhubungan positif dengan kualitas nilai dan prestasi di sekolah. "Beberapa jurnal mengatakan ada korelasi positif antara sarapan dan daya tangkap otak anak. Ada pula yang mengaitkannya dengan konsentrasi serta proses berpikir akademis pada anak," ungkapnya.
Namun sayangnya, masih banyak anak usia sekolah yang melewatkan sarapan, dengan alasan beragam. Misalnya sulit membangunkan anak lebih pagi, anaknya sulit diajak sarapan, tidak cukup waktu untuk mempersiapkan sarapan di pagi hari atau takut terlambat ke sekolah.
Anak-anak yang jarang atau tidak pernah sarapan akan memiliki cabang otak yang sedikit sehingga menghambat daya berpikirnya. Sedangkan anak yang selalu sarapan akan memiliki banyak cabang di otak sehingga menghasilkan anak yang cepat tanggap.
"Untuk itu, dalam sarapan, butuh setidaknya 35 kalori per kilogram berat badan agar tubuh bisa berenergi kembali di pagi hari saat memulai aktivitas," jelasnya.