Dampak Gadget, Merusak Otak Anak Sampai Kecanduan Pornografi

Anak-anak melihat gadget.
Sumber :
  • REUTERS/Dondi Tawatao

VIVA – Gawai (gadget) sudah menjadi salah satu bentuk mainan untuk anak. Padahal, kecanduan gawai bisa berbahaya pada anak seperti memicu sikap agresif hingga suka menonton hal berbau pornografi.

5 Kebiasaan Sepele yang Bikin Tidur Tidak Nyenyak, Hindari Mulai Sekarang!

Dikatakan Deputi Tumbuh Kembang Anak KPPPA, Lenny Rosalin, KPPPA sempat mengadakan kerjasama dengan para pakar ahli saraf yang bertujuan meneliti dampak buruk gawai pada anak. Hasil sementara yang ada, gawai ternyata tidak bermain terhadap kecerdasan anak.

"Intinya kecanduan gawai tidak merusak otak bagian kecerdasan atau IQ. Namun, gawai merusak bagian otak yang bertugas mengatur refleksi, antusiasme, dan responsif," ujar Lenny dalam temu media di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa 17 Juli 2018.

Menkomdigi Meutya Hafid Imbau Pelajar Main Gadget Maksimal 8 Jam Sehari, Biar Mental Sehat

Memang hal ini berarti, kecerdasan anak tidak dipengaruhi banyak dengan bermain gawai. Tetapi, ada dampak buruk lain yang diakibatkannya.

"Di satu sisi, penelitian ini membutikan otak anak yang rusak akibat gawai banyak ditemukan dengan ciri seperti kemauan yang tidak bisa ditunda. Kemauannya ini bisa mencakup apa saja, termasuk tidak bisa menunda untuk menonton film porno atau bahkan melakukan hal berbau seks," kata dia.

Atasi Kecanduan Gadget pada Anak dengan Pemrograman Inovatif

Tak hanya itu, terbukti bahwa anak kecanduan gawai menjadi anak yang mudah tersinggung dan cenderung melakukan hal negatif. Sayangnya, hal ini tidak begitu menjadi perhatian besar bagi para orangtua di masyarakat saat ini.

"Karena tidak ada kaitan dengan pelajaran, sehingga banyak keluarga dan orangtua yang tidak melarang anaknya pakai gawai. Orangtua merasa IQ anaknya tetap baik meski sering main gawai," terangnya.

Ilustrasi anak remaja main gadget

Penting, 3 Trik Mengatur Aktivitas Gadget Remaja Saat Musim Liburan

Dengan akses mudah ke perangkat digital, remaja cenderung menghabiskan waktu bermain game, menjelajahi media sosial, atau mencari hiburan daring.

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2024