KPI: Ini 7 'Dosa' Tayangan Televisi pada Anak

Ilustrasi menonton televisi.
Sumber :
  • Pixabay/mojzagreb

VIVA – Tayangan televisi saat ini banyak yang dinilai kurang mengedukasi anak-anak Indonesia. Tak sedikit tayangan di televisi yang malah memberi dampak buruk pada anak, berkaitan dengan kekerasan fisik hingga pornografi.

Selain itu, tayangan televisi juga dianggap tidak bernilai edukasi pada anak. Berikut dipaparkan persoalan televisi Indonesia masa kini oleh Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Dewi Setyarini, dalam temu media bersama KPPPA, di kawasan Kebon Sirih Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018.

1. Kekerasan

Banyak adegan televisi yang mengandung kekerasan fisik maupun verbal. Seperti tayangan adu kekerasan beberapa tahun lalu di salah satu stasiun televisi, membuat anak mengikuti adegan kekerasan yang berujung sanksi berhenti tayang.

2. Klasifikasi

Kurang sesuainya klasifikasi pada acara di televisi, membuat anak rentan terpapar bahaya akibat tayangan buruk televisi. "Seperti tayangan yang harusnya untuk dewasa (D) tapi malah ditulis untuk Remaja (R)," ungkap Dewi.

3. Adegan seks

Banyak adegan seks yang tersamarkan di televisi seperti unsur seksual, berciuman, hingga eksploitasi anak.

KPI Gelar Rakernas, Ingin Rumuskan Kebijakan Baru

4. Narasumber anak

Hal ini cukup banyak terjadi. Narasumber anak yang di luar kapasitasnya sering dilihat di kasus bencana atau perselingkungan orangtua.

Kenali 7 Tips Menjadi Ibu yang Sukses Mendidik Anak Zaman Sekarang

"Bencana seperti kasus kapal tenggelam yang diwawancarai adalah anak. Atau kasus selebriti Andi Soraya dan Reza Artamevia dengan diwawancarai anaknya," kata dia.

5. Tidak ada edukasi

Moms Gendongan Buruk Bisa Bikin Cedera, Begini Cara Pilih yang Aman

"Mungkin banyak tayangan yang dirasa aman tapi tidak ada edukasi dan pesan moralnya seperti sinetron," terangnya.

6. Kurangnya program untuk anak

Banyak konten-konten di tayangan televisi yang sebenarnya bukan untuk anak. Tak sedikit tayangan di televisi saat ini yang juga kurang menayangkan program informasi yang menarik untuk anak.

7. Kualitas substansi

Meski sudah ada beberapa tayangan untuk anak di televisi, sayangnya kurang menimbulkan minat anak untuk menonton. Hal ini karena kualitas substansinya kurang memancing ketertarikan anak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya