Isi Percakapan Matt Damon dengan Santri-santri Sabillun Najah
- Dok. Istimewa
VIVA – Awal Juli 2018 lalu, aktor Hollywood, Matt Damon, berkunjung selama tiga hari ke Indonesa. Kunjungan tersebut dilakukan Matt Damon dalam rangka melihat program penataan air bersih dan juga sanitasi di Indonesia bersama Water.org.
Matt yang didampingi oleh Gary White, CEO Water.org blusukan ke beberapa desa yang berada di provinsi Jawa Tengah. Salah satu desa yang dikunjungi mereka adalah Desa Selopanjang Barat yang berada di Kabupaten Batang.
Sesampainya di desa Selopanjang Barat, Matt dan Gary langsung bertandang ke pesantren tradisional yang bernama 'Sabillun Najah'. Bagi Matt dan Gary kunjungannya tersebut memberikan pengalaman berbeda yang dirasakan oleh keduanya. Sebanyak lebih dari 50 anak yang berada di asrama pesantren tersebut berdialog dengan Matt dan Gary.
Mereka melakukan perbincangan yang sangat bermanfaat dengan beberapa anak santri. Dalam perbincangannya tersebut, Matt memberikan sebuah pertanyaan kepada para santri mengenai pengetahuan mereka tentang air bersih.
“Jika kamu sudah mudah mendapatkan air bersih dari PDAM, dan tidak perlu lagi berjalan jauh, lalu waktu kamu sekarang digunakan untuk apa?” tanya Matt Damon kepada para santri, seperti dikutip dalam rilis yang diterima VIVA, Senin, 9 Juli 2018.
Mendapat pertanyaan seperti itu, seorang santri menjawab, "Sekarang waktu kami lebih banyak, jadi kami bisa bermain dan belajar".
Tidak hanya sampai di situ saja, Matt dan Gary terus memberi pertanyaan seputar pengetahuan para santri mengenai kebersihan dan higienitas. Misalnya, kapan saja mereka mencuci tangan pakai sabun, dan bagaimana mereka harus menjaga kebersihan sehari-harinya.
“Anadzho fatu minal iman. Kebersihan itu sebagian dari iman. Hadis dari Rasulullah SAW," jawab seorang santri dengan tegas.
Gary kembali bertanya "Bersih itu seperti apa?", kemudian seorang santri kembali menjawab “Bersih pakaian dan tubuh kita".
Melihat respons dan pengetahuan yang dimiliki para santri, Matt dan Gary sangat merasa bahagia, karena anak-anak santri yang ditemuinya tersebut memiliki pengetahuan tentang sanitasi yang baik.