6 Kalimat yang Pantang Diucapkan Orangtua Saat Anak Ngambek
- Pixabay
VIVA – Semua orangtua tentu pernah mengalami saat di mana anak berulah dan tak mau mematuhi aturan orangtua. Misalnya, anak ngamuk atau ngambek karena Anda menolak permintaannya dibelikan mainan. Ketika itu, rasanya sangat mudah terpancing untuk mengucapkan kata-kata kasar atau mencubitnya.
Namun, apakah tindakan itu akan efektif menghentikan perilaku anak? Sebaliknya, jika kita diamkan, tingkah anak malah makin menjadi. Lantas, bagaimana langkah tepat mengatasinya?
Dua psikiater bekerja sama membantu para orangtua menghadapi anak yang tantrum (mengamuk) dan mereka membuat daftar enam kalimat yang tidak boleh diucapkan ketika kesabaran mereka sedang diuji.
Seperti dari laman The Sun, kata-kata yang harus dihindari itu adalah:
1. Berapa kali ibu melarangmu melakukannya?
2. Saya sudah capek dengan kamu.
3. Kenapa kamu tidak mau mendengarkan.
4. Kalau kamu tidak mematikan itu sekarang, tidak ada makanan penutup malam ini.
5. Berhenti menangis, kamu seperti bayi.
6. Karena saya mengatakan seperti itu.
Menurut Heather Turgeon dan Julie Wright, semua respons tersebut, yang mungkin sudah sering dikatakan orangtua, hanya akan membuat segalanya menjadi lebih buruk. Dalam sebuah wawancara dengan The Independent, kedua psikiater tersebut menjelaskan bahwa kunci penanganan anak mengamuk terletak pada komunikasi.
"Dalam situasi yang sulit, penting bagi kita supaya menahan naluri kita untuk menegur, berbicara tegas, mengisolasi atau cara serupa, termasuk mematikan komunikasi," ujar psikater yang menulis buku Now Say This.
Mereka merekomendasikan Anda tiga langkah pendekatan yang mudah untuk menghadapi perilaku buruk anak. Mereka menyebutknya 'ALP Model', yaitu attune (menyesuaikan diri), limit set (beri batasan), dan problem solve (penyelesaian masalah).
Berikut adalah contoh untuk menggunakannya di situasi ketika anak menangis atau ngambek tak mau meninggalkan toko mainan.
Pertama, Anda menyesuaikan diri
"Menunduk hingga setara dengan anak Anda, buat kontak mata dengan mereka. Dengan nada ramah, katakan pada mereka Anda mengerti kenapa mereka kesal, misalnya 'ibu mengerti, meninggalkan toko yang asyik ini susah'," jelas para ahli itu.
Kemudian Anda harus memberikan batasan
Mereka menyarankan Anda secara tenang menjelaskan situasinya pada anak. Katakan sesuatu seperti, "Kita harus pergi sekarang. Ini waktunya menjemputnya kakakmu."
Lalu, saatnya penyelesaian masalah
"Cobalah untuk memediasi situasi dengan menambahkan sedikit kompromi yang akan memotivasi anak Anda untuk menjaga sikap, misalnya 'kamu boleh menggandeng tangan ibu sambil bernyanyi lagu yang kamu suka, atau ibu akan menggendongmu sampai ke mobil'," kata Heather dan Julie.