Pukul Anak di Pantat, Ketua Klub Sekolah Diminta Mundur

Ilustrasi anak yang mengalami bullying.
Sumber :
  • Pisabay/ anemone123

VIVA – Seorang ibu sangat terkejut ketika mengetahui putrinya dipukul pria ketua klub kegiatan setelah sekolah. Alasan pria itu memukul karena menurutnya, anak tersebut bersikap nakal.

Dipaksa Sujud dan Menggonggong, Begini Kondisi Memilukan Siswa di Surabaya!

Dilansir dari Independent, sang ibu yang tak mau disebutkan namanya itu, melaporkan kisah sedihnya ke situs pengasuhan Mamam!a dan mengatakan bahwa putrinya menderita ADHD.

"Putriku menderita ADHD. Dia sudah berusaha melawan keterbatasan dan kadang-kadang bekerja keras. Dia juga memiliki banyak cinta, setia, jujur, dan luar biasa dalam banyak hal," katanya.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Kejadian pemukulan itu berlangsung ketika sang ibu menjemput putrinya di sekolah. Saat itu, ia berteriak, "Dia memukul saya, dia memukul saya di pantat."

Ternyata orangtua lain mengonfirmasi bahwa kata-kata gadis kecil itu benar. Mereka juga mengatakan telah melihat kejadian yang sebenarnya.

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

Sang ibu, yang tertekan oleh situasi, berkata, "Jelas kekhawatiran pertama saya adalah untuk anak saya. Dia mengatakan kepada saya bahwa pukulan itu telah meninggalkan tanda merah, tetapi pada saat saya melihat, itu sudah hilang, dia bilang itu tidak sakit lagi."

Ibu tersebut sempat berbicara kepada pria yang dimaksud dan mengatakan kepadanya bahwa apa yang dia lakukan itu salah. Menyadari kesalahan yang diperbuat, pria itu hanya menunduk menatap tanah.

"Sudah jelas dia tahu apa yang dia lakukan benar-benar ke luar dari batas dan dia akan berada dalam kesulitan karenanya," kata sang ibu.

Pria itu kemudian diminta untuk mengundurkan diri sebagai pemimpin klub orang tua dalam kegiatan seusai sekolah.

Perwakilan sekolah pun tak tinggal diam. Pihaknya menelepon sang ibu untuk meminta maaf dan menanyakan apakah ia ingin mengajukan tuntutan, tapi jawabannya adalah tidak.

Ibu tersebut berkata, "Saya tidak ingin membuat putri saya terbayang-bayang oleh pengalaman yang sudah ada di masa lalunya."

"Pria itu melakukan hal yang salah. Dia tahu itu, begitu juga dengan semua orang."

"Aku masih tidak akan pernah memukul anak-anakku. Aku tidak ingin mereka takut padaku, dan aku tidak ingin mereka merasa bahwa kekerasan, dalam bentuk apa pun, dapat diterima," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya