Orangtua Jangan Tabu Bicara Menstruasi pada Anak
VIVA – Data dari Plan Internasional Indonesia mengungkapkan bahwa 63 persen orangtua tidak pernah memberikan penjelasan secara benar dan utuh kepada anak perempuan tentang menstruasi. Padahal ketidakpahaman anak remaja terkait siklus yang akan dihadapinya setiap bulan bisa berdampak buruk hingga masa dewasanya.
Karena itulah, para orangtua harus bisa mendobrak tabu yang selalu dikaitkan dengan menstruasi dan berbicara secara terbuka dengan anak perempuannya. Seperti yang dilakukan artis Shahnaz Haque.
Menurut ibu tiga putri itu, ilmu sekolah harus digabung dengan ilmu parenting mengenai menstruasi, bagaimana agar masalah ini tidak lagi tabu. Termasuk kedekatan orangtua dengan anak.
"Bagaimana kedekatan dengan ibu, bapak, dan anak, sebelum masuk ke lingkaran yang lebih luas lagi. Kalau dia dekat komunikasinya, dia bisa bicara apa saja termasuk menstruasi, jadi tidak tabu lagi," kata Shahnaz saat ditemui di sebuah acara di Grand Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.
Bagi Shahnaz, menstruasi hanyalah salah satu saja dari sekian banyak hal yang dianggap tabu untuk dibicarakan dengan anak. Sama halnya ketika orangtua membicarakan alat vital dengan anak, seharusnya orangtua tidak perlu malu menyebutkan vagina atau penis karena itu sama dengan penyebutan organ tubuh lainnya seperti jantung atau paru-paru.
"Kadang anak-anak suka bilang, enggak tahan sama ibu, mungkin ibu di antara orangtua lainnya di sekolah, ibu orangtua yang paling jorok karena ngomong begitu sama anak. Bagi saya lebih baik tahu dari ibu," lanjut Shahnaz.
Meski demikian, pendidikan kesehatan reproduksi maupun seksual tidak cukup hanya dilakukan ibu saja. Shahnaz menganggap harus ada peran bapak dalam hal ini. Karena, sebagai ibu tentu ada hal-hal yang tidak diketahui dari sisi laki-laki.