3 Kunci Pengasuhan Anak di Era Global untuk Masa Depan Cerah

ilustrasi generasi milenial
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Banyak dari generasi milenial yang merasa kesulitan menghadapi realita di dunia nyata. Salah satunya ketika mereka dinilai terlalu egosentris dan selfish karena terlihat hanya peduli dengan dunia mereka saja. Hal ini ternyata tak lepas dari kesalahan orangtua (tanpa disadari) dalam menjalankan pengasuhan.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Tantangan bagi kaum milenial memang cenderung lebih berat, akibat terbukanya persaingan global sebagai imbas dari kemajuan teknologi dan informasi.

Dilansir dari Care2, Julie Lythcott-Haims, seperti dalam presentasinya di TED Talk, menyarankan beberapa poin pengasuhan yang akan mengantarkan anak pada kesuksesan di tengah persaingan global.

Komunitas Orang Papua di Yogyakarta Dukung Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

1. Melatih anak menjalankan tanggung jawab

Menurut penelitian, anak-anak yang melakukan tugas dan kewajibannya lebih sukses di saat dewasa kelak. Mengajari anak rasa bertanggungjawab, akan berkontribusi pada seluruh aspek di hidupnya.

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

Ini juga membantu anak mensyukuri tiap hal yang sudah ia lalukan untuk membuat hidupnya lebih nyaman. Seperti saat anak membersihkan tempat tidur atau mencuci baju, ia bisa belajar menghargai sikap kecil tersebut.

Anak remaja cenderung canggung untuk dekat dengan orangtua

2. Memberi teladan

Hak seorang anak adalah mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari orangtua. Namun, itu harus sejalan dengan kewajiban sang anak seperti mengerjakan tugas sekolah, mengatakan maaf jika lupa melakukan sesuatu yang diminta, atau melengkapi bagian tugas rumahnya.

Jangan lupakan bahwa anak akan mencontoh cara bertanggung jawab melalui orangtuanya. Maka, jika Anda ingin anak memberi rasa hormat, Anda tidak bisa bersikap seenaknya saja.

3. Kompetisi itu penting

Rasa kehilangan membuat anak mampu tumbuh lebih baik. Namun, orangtua kadang menjaga anaknya dari kompetisi dan tidak pernah mengajari untuk menerima kekalahan. Ini justru membuat anak menjadi pribadi yang 'lemah'.

Dari sebuah penelitian, penting untuk menghilangkan pola pikir bahwa menang adalah segalanya. Ubah dengan membuat anak merasakan kebahagiaan dari prosesnya, meski hasilnya tak selalu harus di posisi pertama.

 

Rekor muri

SMAN 13 Jakarta Utara Raih Rekor Muri Daur Ulang Minyak Bekas

Adanya sebuah ide terkait daur ulang minyak Jelantah menjadi produk lilin aromaterapi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran daur ulang sampah kepada generasi milenial.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024