Tinggal di Area Hijau Bisa Kurangi Kadar Stres Si Buah Hati

Anak tertawa dan bermain.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Polusi dan macet adalah beberapa hal yang sulit dihindari ketika tinggal di perkotaan. Ini juga membuat tingkat stres seseorang meningkat, terlebih pada anak-anak.

Tinggal di Lingkungan Hijau Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Nyatanya hidup di area yang dipenuhi pepohonan dan udara bersih sangat ampuh untuk mengurangi tingkat stres seseorang.

Sebuah temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine, menunjukkan bahwa tingkat kortisol anak-anak dengan orangtua berpenghasilan rendah sangat tinggi.

Inovasi yang Menggabungkan Estetika dan Fungsionalitas

Kortisol adalah hormon steroid yang umumnya diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hormon inilah yang memicu stres, dan cenderung memengaruhi berbagai organ tubuh seperti jantung, sistem saraf pusat, ginjal, hingga kehamilan.

Ilustrasi banyak anak bermain

Hadirkan Produk Percantik Hunian, Pameran Furniture Plastik Rumah Tangga Dihelat Serentak di 37 Lokasi

DIlansir Indian Exspress, Penelitian tersebut melibatkan responden 113 anak-anak dengan orangtua berpenghasilan rendah yang tinggal di lingkungan kumuh dan miskin. Hasil uji lab menyebut anak-anak ini memiliki kadar kortisol tinggi yaitu mencapai persentase 75 persen.

Selain melakukan survei pada 113 anak-anak yang tinggal di lokasi kumuh, penelitian ini juga membandingkan dengan anak-anak yang memiliki orangtua berpenghasilan rendah namun tinggal di lingkungan yang berkualitas baik, seperti pedesaan dan lokasi dengan pepohonan rimbun.

Hasilnya, anak-anak tersebut memiliki persentase hormon kortisol lebih rendah yaitu 45 persen.

"Studi kami menunjukkan bahwa kualitas lingkungan tempat seorang anak tumbuh adalah salah satu faktor berpengaruh terhadap kesehatan mereka," ujar Danielle Roubinov, Asisten Profesor dari Universitas California, San Francisco. 

"Kortisol adalah ukuran gairah stres biologis. Kadarnya yang tinggi bisa memicu anak-anak bermental buruk dengan kondisi kesehatan yang juga buruk," ujarnya.

Kadar kortisol yang tinggi berhubungan dengan peningkatan gula darah, peningkatan tekanan darah, nyeri punggung, penipisan tulang, obesitas, insomnia, kecemasan dan kelelahan. 

"Kualitas lingkungan yang baik dinilai dari banyaknya akses ke ruang hijau, paparan racun di lingkungan, ketersediaan pusat pendidikan anak usia dini dan toko yang menjual makanan sehat," kata Roubinov.
 

Pengunjung bersantai di taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta. (Foto ilustrasi)

Meski Banyak Area Hijau, Kualitas Udara Jabodetabek Belum Membaik

Kualitas udara di area hijau ternyata tidak selalu bersih atau bebas dari polusi udara, khususnya yang disebabkan oleh polutan berukuran sangat kecil (PM2.5).

img_title
VIVA.co.id
2 Maret 2022