Pola Asuh 'Helikopter' Picu Gangguan Mental Pada Anak
- Pixabay
VIVA – Sangat sering terlihat para orangtua yang mengontrol apapun yang dilakukan oleh buah hatinya atau disebut juga pola asuh helikopter. Meski menurut orangtua, ini adalah pola asuh yang baik, nyatanya hal tersebut bisa berdampak pada gangguan kesehatan mental anak.
Profesor Parenting Program, Matt Sanders mengatakan bahwa orangtua yang overprotektif dapat mencegah anaknya dari pengalaman yang gagal. Padahal, kegagalan adalah suatu ilmu tersendiri bagi tiap anak dalam menjalani proses tumbuh kembang.
Dengan sikap orangtua yang begitu menjaga anaknya, menyebabkan rasa takut atau cemas di saat masa pertumbuhan berlangsung.
"Ini salah satu dari masalah kesehatan mental yang sering terjadi. Banyak anak yang merasa khawatir dan mengalami guncangan secara psikis dan memengaruhi komunitasnya," ujar Prof Sanders.
Untuk itu, para orangtua disarankan untuk tetap berada pada jalurnya dalam mengasuh buah hatinya. Hal ini dimaksudkan agar mencegah anak dari tekanan yang rentan mengintai akibat dikontrol oleh para orangtua.
"Pola asuh helikopter membuat anak-anak tidak dilibatkan dalam menentukan kemauannya. Ini membuat mereka dikontrol sepanjang hari dalam proses pertemenan, tugas sekolah, dan lainnya," ungkap education lecturer, Dr. Rebecca English.
Menurutnya, orangtua sebaiknya hanya membantu dalam mendukung anaknya dan bukan membantu menyelesaikan masalah dengan campur tangan orangtua. Ajari anak untuk mengatur dan mengolah cara menyelesaikan masalahnya sendiri serta bantu mereka membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalahnya.
"Orangtua bisa membantu dengan membangun kepercayaan diri anak dalam menjalani berbagai situasi dan kondisi yang terjadi. Ajarkan mereka untuk berani dan mencegahnya untuk menyerah saat gagal," terangnya.