4 Trik Agar Si Sulung Tak Cemburu pada Adik Barunya

Ilustrasi kakak beradik.
Sumber :
  • Pixabay/HaiRobe

VIVA – Setiap pasangan yang telah menikah pasti menginginkan hadirnya buah hati untuk melengkapi kebahagiaan kehidupan pernikahan mereka. Tidak jarang jika kini banyak dari mereka yang melakukan program hamil sehingga tidak ada jarak "kosong" yang begitu lama setelah menikah.

Kakak Beradik Kompak Gelapkan 5 Ton Biji Plastik Senilai Rp122 Juta

Bukan hanya pasangan suami istri baru, orangtua yang telah memiliki anak satu juga memiliki keinginan untuk menambah momongan. Namun, seiring dengan keinginan tersebut, banyak dari anak dalam hal ini kakak dari calon sang bayi merasa cemburu dan terkadang menolak kehadiran sang adik barunya itu.

Lalu, bagaimana  Anda memberikan pengertian kepada anak pertama jika Anda tengah mengandung calon anak kedua dan adik baru bagi sang kakak? Berikut ini beberapa tips yang diberikan oleh psikolog dari Brawijaya Healthcare, Febria Indra Hastati, M.Psi saat ditemui VIVA dalam acara Moth3rs by Andalan di City Plaza, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin, 23 April 2018.

Aisyah dan Nazwa, Kakak Adik Korban Kecelakaan Tol Cikampek Hendak Ziarah ke Makam Ayahnya

- Libatkan si anak akan kehadiran adik barunya, dan posisikan sang kakaks sebagai sosok superhero atau penolong bagi adiknya. Dengan begitu sang kakak bisa merasa berjasa bagi adiknya dan dia akan bangga dilibatkan dalam hal itu. Febria mencontohkan, ibu bisa bilang, ‘Kakak, kalau adik sudah lahir kakak bantu ibu. Kakak bisa pilihkan adik kaos kaki yang mana. Kakak sekarang udah jago pasang sepatu nanti bisa ajarkan adik pasang sepatu’ dan lain-lain.

Ilustrasi kakak dan adik.

Dihamili 3 Kali, Korban Inses di Bengkulu Malah Peluk dan Tangisi Pelaku

"Intinya buat si kakak ini percaya diri bahwa dia adalah sosok yang dibutuhkan dan berjasa bagi si adiknya. Dari awal kerangka berpikir yang kita ciptakan sudah seperti itu, ditempatkan dalam pola pikir dia terlibat penting dalam proses ini dan dia menjadi sosok yang bermanfaat," ucapnya.

- Aktifkan social support di rumah (di luar keluarga inti), seperti nenek, keponakan, tante, baby sitter dan yang lainnya dalam porsinya masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar mencegah sang ibu kelelahan dalam mengurus rumah tangga yang berujung dengan memarahi sang kakak (anak sebelumnya).

"Kalau si ibu sudah dibantu dengan social support maka dia tidak stres sendiri, bebannya terbagi. Jadi dia menjadi lebih sabar, mudah berempati dengan kakak, dan tidak mudah menyalahkan dan memberikan cap nakal kepada si anak," jelas dia.

- Adanya komitmen dengan suami dalam berbagi peran dengan tujuan agar anak tetap merasa diperhatikan. Febria mencontohkan,  ketika Anda sedang menyusui sang bayi, Anda bisa meminta suami untuk bermain dengan si kakak.

"Lalu ketika sudah selesai menyusui, Anda bisa bergantian dengan suami untuk menjaga si bayi dekat dengan boks agar tidak jatuh dan kita gantian menemani si kakak bermain. Jadi dia merasa tetap mendapat perhatian dari kita," ujarnya.

Tidak hanya itu, Anda juga bisa mengatur waktu menemani anak sulung dengan membacakan dongeng pada malam hari hingga menikmati waktu bersama keluaraga di akhir pekan, entah untuk bermain sandiwara boneka hingga kumpul bersama dengan keluarga lainnya yang memiliki anak sebaya dengan anak Anda.

"Sehingga si kakak bisa tetap merasa memiiliki dunia yang menyenangkan. Jadi misalnya ibu enggak bisa 24 jam sama dia, tapi ada ayah, neneknya, teman-temannya," kata Febria.

- Jika jarak antara anak pertama dengan kedua empat hingga lima tahun, Anda juga bisa memasukkan sang kakak ke dalam sebuah playgroup atau paud. Dengan begitu, kata dia, sang kakak mempunyai ruang lingkup sosialisasi yang lebih luas.

"Sehingga dia bisa jadi merasa lebih nyaman ketika ada orang lain selain di rumah yang memperhatikan dirinya juga," terang dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya