Makna 'Kartini' Zaman Now Versi Shahnaz Haque
VIVA – Berpuluh tahun lalu, sosok Kartini memperjuangkan bagaimana agar perempuan bisa setara dengan laki-laki. Perempuan pada masa itu mengalami diskriminasi, mereka tidak boleh bersekolah dan hanya diperbolehkan mengurusi urusan dapur.
Kini banyak perempuan yang bisa mengenyam pendidikan tinggi dan memiliki karier yang bagus. Beberapa tahun belakangan ini, perempuan bisa setara dengan pria, hal ini terlihat banyaknya perempuan yang memiliki jabatan tinggi di beberapa perusahaan ternama.
Beberapa pekerjaan yang dulunya hanya dilakukan pria kini bisa dilakukan oleh wanita misalnya saja pramudi bus. Semangat Kartini juga terasa bagi presenter kenamaan Shahnaz Haque.
Shahnaz adalah duta UNICEF yang berkampanye menekankan angka kematian anak akibat campak pada 2006. Dia juga pernah menjadi Ambassador for the Child Labour yang berkampanye untuk membantu mengurangi pekerja anak di bawah koordinasi ILO/IPEC.
Shahnaz juga mendirikan sebuah perusahaan bersama dengan teman-temannya. Selain sibuk menjadi wanita karier, ibu dari tiga anak ini pun berhasil mengantarkan putri pertama dan keduanya menjadi seorang atlet.
Anak pertamanya adalah atlet softball yang kini tinggal di Kanada. Sedangkan anak keduanya akan menempuh pendidikan sekolah berkuda di kawasan Banten Jawa Barat.
Bukan hanya dia, banyak perempuan-perempuan di luar sana yang juga memiliki prestasi gemilang namun tetap bisa seimbang dalam mengurus rumah tangganya, dan bisa mewakili Kartini masa kini.
Shahnaz yang ditemui di Plaza Indonesia, Kamis sore lalu menyebut bahwa semakin banyaknya perempuan yang menduduki posisi penting saat ini, tidak lain karena adanya peran pria yang bukan hanya suami tetapi juga ayah, kakak dan adik laki-lakinya yang memberikan kesempatan kepada perempuan untuk bisa maju.
"Perempuan bisa maju kalau laki-laki kasih kesempatan kalau enggak kasih kesempatan sudah lah. Kita hidup di Asia yang semuanya terkait kita tidak tinggal di Eropa, Amerika yang setiap keluarga masing-masing aja, kalau ini kan culturenya pembicaraan itu kan menjaga perasaan. Selama perempuan bisa menjaga diri dan menjaga kodratnya bagaimana bersikap maka saya rasa ini adalah tahun-tahun yang luar biasa untuk bisa berkaraya," tuturnya.
Makin banyaknya wanita yang bisa setara dengan laki-laki terutama dalam pekerjaan kata dia juga bukan berarti seorang wanita memanfaatkan gendernya untuk bisa dimengerti orang. Penting kata dia, untuk wanita bisa menempatkan dirinya.
"Jadi seperti ini misalnya, saya kan perempuan menuntut orang lain untuk mengerti keperempuannya di saat dia head to head saat dia harus bekerja. enggak bisa, jangan terlalu banyak alasan untuk dia tidak melakukan hal yang sama karena dia perempuan. kalau otot beda tapi soal bagaimana berfikir kecerdasan menyelesaikan masalah laki-laki dan perempuan di bidang apapun," kata Shahnaz saat berbincang dengan VIVA.
Majunya wanita saat ini ternyata tidak hanya memberikan dampak positif dalam kehidupan perempuan, kemandirian itu juga ternyata memiliki efek negatif terutama ketika sang wanita tidak mampu mengetahui porsinya dia yang juga sebagai ibu.
"Positifnya anak-anak bisa belajar jadi mandiri, tapi ada bahayanya juga anak yang lepas kayak begitu hati-hati nanti ada nilai pekerja rumah tangga yang ada di dia menggantikan figur ibunya yang bekerja," kata istri musisi Gilang Ramadhan ini.
Dia menambahkan, maka dari itu komunikasi itu sangat penting antara ibu dan anak bagaimana pun caranya dan apapun caranya.
"Memang tidak gampang jadi kalau memang tidak bisa membagi mendingan tidak usah karena nanti bawaannya kayak landak bawaannya marah-marah terus, terus buat apa. Dia lebih mending stay itu menurut saya."