Coba Cek, Anak Pendek dan Kurus Jangan-jangan Cacingan
- Pixabay/ Agnes_Karikaturen
VIVA – Penyakit cacingan sering dianggap remeh oleh sebagian orang, padahal menurut data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, prevalensi cacingan di Indonesia mencapai 28,12 persen, dan lebih sering menyerang anak-anak.
Data WHO menunjukkan bahwa lebih dari 270 juta anak usia prasekolah, dan 600 juta anak usia sekolah tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang tidak bersih, sehingga cacing dapat berkembang biak dengan cepat.
Begitu juga yang dikatakan oleh dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK., spesialis gizi klinik. Menurutnya, cacingan dapat dengan mudah menyerang anak-anak karena cacing dapat masuk dari mana saja, baik dari sayuran yang kurang dibersihkan sehingga terdapat telur cacing di dalamnya, udara yang membawa telur cacing, hingga tanah yang terdapat larva cacing yang dapat masuk ke dalam pori-pori kulit.
"Cacing dapat masuk ke tubuh manusia melalui kontak langsung antara kulit dengan tanah yang kotor di mana terdapat telur cacing. Setelah menembus kulit, cacing tersebut dapat masuk ke pembuluh darah balik (vena), lalu menuju ke organ dalam tubuh manusia, " ucapnya saat ditemui VIVA dalam acara mengenai infeksi cacing dan bahayanya di Jakarta, Jumat, 20 April 2018.
Dampak dari cacingan, mulai dari tidak nafsu makan, perkembangan fisik anak menjadi terganggu, penurunan sistem imunitas, hingga stunting. Stunting dapat terjadi karena kekurangan gizi pada tubuh anak akibat cacingan jangka panjang. Dengan kekurangan gizi yang dibiarkan dalam jangka waktu panjang dapat memengaruhi tumbuh kembang dan mental anak.
"Perlu diingat, bahwa cacingan yang dibiarkan dalam waktu yang lama selain menyebabkan malnutrisi, namun juga mengakibatkan penurunan sistem imunitas anak dan stunting, " ucapnya.
Beberapa gejala yang dapat terlihat jelas apabila sang anak mengalami cacingan dan stunting, yaitu pertumbuhan tinggi dan berat badan anak tidak sesuai dengan usia. Karenanya dr. Juwalita mengimbau agar selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih, menjaga asupan gizi agar selalu terpenuhi, selalu memeriksakan tumbuh kembang anak minimal satu bulan sekali, dan minum obat cacing secara teratur selama enam bulan sekali, mulai dari anak berumur enam bulan.