Meski Tampak Sehat, Bayi Baru Lahir Tetap Perlu Skrining
- Pixabay/ joffi
VIVA – Bayi baru lahir, meski secara fisik terlihat sehat dan sempurna, bukan berarti bebas dari risiko penyakit dan kelainan. Pemeriksaan dini setelah dilahirkan sangat diperlukan untuk memastikan kondisi bayi sehat optimal.
Pemeriksaan itu dinamakan newborn screening. Dokter spesialis anak dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K) mengatakan, newborn screening bukan hanya dilakukan pada bayi yang gagal, tapi juga pada bayi normal.
"Yang diminta skrining adalah (salah satunya) pendengaran karena 1 di antara 1.000 bayi bisa tuli spontan," kata Rinawati ketika ditemui di sebuah acara di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selain itu, ada pula pemeriksaan gangguan yang kini sedang dikembangkan, yaitu critical congenital heart disease (gangguan jantung). Kondisi ini terjadi pada bayi secara tiba-tiba, dan dalam usia 12, 24, 36, bahkan hanya 2 minggu mengalami kematian.
"Ini terjadi pada 2 di antara 10.000. Tapi, kalau anak itu termasuk dalam 2, anak harus dideteksi," ujar Rinawati.
Kemudian ada pula pemeriksaan darah yang dilakukan hanya dengan mengambil dua tetes darah dari telapak kaki. Tes ini untuk memeriksa penyakit hormon maupun kelainan enzim-enzim.
"Bayi lahir bisa kelihatan sangat normal, tapi dalam waktu 3 bulan baru kelihatan. Mintalah rumah sakit untuk melakukan deteksi, kini sudah banyak rumah sakit yang aware agar bayi bebas dari kematian dan kecacatan," ujar Rinawati (ase)