Lakukan 6 Hal Ini Saat Sedang Emosi pada Anak
VIVA – Menghadapi anak yang sedang rewel, tak jarang menyulut emosi orangtua. Saat itu, kesabaran sedang diuji. Jika amarah tak terkendali, kita mungkin saja tanpa sadar memberi hukuman pada anak, baik secara fisik (cubitan, pukulan), atau kekerasan verbal (kata-kata kasar, teriakan).
Padahal anak bisa saja mengingat itu sebagai pengalaman buruk yang melukai batinnya. Perilaku tersebut memancing anak untuk berpikir bahwa ia bersalah, dan layak menerima hukuman. Dampaknya, anak jadi memiliki konsep negatif pada dirinya sendiri yang berpengaruh pada perkembangan mentalnya hingga dewasa kelak.
Meski dalam keadaan emosi yang memuncak, sangat kesal pada anak, senantiasa menjaga perilaku adalah bagian dari model pendidikan yang kita terapkan padanya.
Seperti dituturkan parent coach Nicole Schwarz, coba terapkan lima langkah ini sebelum kita marah dan memberi hukuman pada anak.
1. Tarik napas dalam-dalam
Ketika kita marah, denyut jantung meningkat, otot-otot tegang dan pikiran tidak jernih. Untuk meredamnya, tarik napas dalam-dalam. Jangan melakukan atau mengatakan hal apa pun, sebelum menarik napas menyedot dan mengeluarkan oksigen sebanyak empat kali dengan baik.
2. Ingat, orangtua adalah contoh
Salah satu perbedaan antara anak dan orangtua, yaitu kemampuan mengendalikan diri. Semarah apa pun, ingatkan bahwa kita sedang memodelkan pada anak tentang kesabaran, tentang pengendalian diri, tentang sikap dan perilaku baik.
3. Akui kesalahan
Jika amarah Anda terlanjur terjadi, jangan ragu untuk meminta maaf dan bertanggung jawab dengan mau mengakui kesalahan.
"Maaf, ya. Ibu menyesal, ibu salah karena hilang kendali dan kesabaran sehingga memarahi kamu."
Cukup perkataan menyesal dan minta maaf. Jangan ditambah dengan, misalnya: "habis kamu rewel", "makanya kamu jangan nakal, biar ibu tak marah."
Pada posisi ini, kita sedang menyadari kesalahan. Amarah yang terlanjur keluar itu adalah kegagalan kita mengendalikan diri, tak perlu melemparkan kesalahan pada anak yang rewel atau orang lain.
4. Berikan diri pengalihan
Saat merasa akan marah, segera cari alasan untuk mengalihkan perhatian. Jika mulai merasa marah lagi, cari tempat untuk istirahat dan menenangkan diri.
Â
5. Perbaiki hubungan
Jika kata-kata yang menyakitkan dilontarkan, hukuman yang keras diberikan, atau agresi fisik terjadi, anak-anak Anda mungkin akan menjaga jarak dari Anda. Untuk itu, fokuslah pada perbaikan hubungan dengan anak-anak.
6. Cari bantuan
Jika sering terjebak dalam pola kemarahan yang tak sehat, mungkin sudah waktunya bagi Anda untuk meminta bantuan. Jangan ragu untuk mencari dukungan terapis atau berbagi dengan teman kepercayaan. Langkah ini sangat baik ketimbang Anda melalui masalah ini sendirian.
Mengakui bahwa Anda sering bergumul dengan amarah bukan berarti Anda orangtua yang buruk, itu berarti Anda punya cukup keberanian untuk melihat diri sendiri dan mengakui bahwa hal itu perlu diubah.