5 Tanda Anak Stres di Sekolah dan Pertemanan
- Pisabay/ anemone123
VIVA – Siapa bilang stres hanya melanda orang dewasa? Meski dunia anak-anak identik dengan bermain dan belum mengenal masalah, bukan berarti mereka bebas dari stres, lho.
Stres pada anak biasanya bersumber dari tugas sekolah, tekanan pertemanan, atau harapan berlebihan dari orangtua, guru, maupun sahabat mereka.
Umumnya anak-anak masih sulit mengenali dan menyatakan secara verbal ketika mereka mengalami stres. Sedangkan orangtua, kadang kurang sensitif sehingga tidak menyadari bahwa anak sedang mengalami stres yang luar biasa.
Stres tidak selalu buruk
Stres tidak harus selalu dianggap sebagai hal yang negatif. Pada taraf tertentu, stres bisa menjadi bahan bakar bagi seseorang untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Ada beberapa orang yang mampu berprestasi karena dipicu stres.
Tapi jika berlebihan, stres justru menimbulkan masalah dan kesulitan. Dalam situasi demikian, dukungan dari orangtua diperlukan agar anak-anak mampu melewati masa-masa sulitnya. Nah, pertanyaannya bagaimana mengenali tanda anak sedang mengalami stres?
Berikut beberapa kiat dari American Psychological Association dengan konsultan Mary Alvord, PhD, dan David J. Palmiter, Jr., PhD, ABPP,:
Perhatikan perubahan negatif dalam perilaku
Perubahan yang umum dapat berupa mudah marah atau moody, menarik diri dari kegiatan keluarga atau pertemanan, mengeluh lebih dari biasanya tentang sekolah, kerap menangis, menampilkan reaksi ketakutan yang berlebihan, lengket dengan orangtua sampai tak mau ditinggal, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Keluhan sakit fisik bisa jadi karena stres
Orangtua perlu memahami bahwa jika anak sakit, salah satu faktornya bisa karena stres, yang memunculkan gejala fisik seperti sakit perut dan sakit kepala.
Anda bisa mencurigai tanda-tanda ini sebagai stres pada anak, jika ia sering ke klinik sekolah dengan keluhan sakit kepala dan sakit perut. Padahal Anda sudah memastikan gaya hidup dan makanannya sehat. Gejala ini meningkat ketika menjelang ujian sekolah, atau tes lainnya.
Perhatikan bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain
Kadang-kadang anak mungkin tampak biasa-biasa saja di rumah, tetapi bertindak tidak biasa di tempat lain. Penting bagi Anda untuk saling terhubung, baik dengan sesama orangtua, maupun guru, sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana pergaulan anak dengan dunia di sekelilingnya.
Dengar dan pahami
Karena anak-anak belum paham dengan kata stres dan maknanya, mereka biasanya mengungkapkan perasaan tertekan melalui kata-kata lain seperti; bingung, kesal, marah.
Pada anak yang lebih besar, bisa juga mengekspresikan stres dengan mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya sendiri, misalnya: "tidak ada yang suka sama saya", "saya bodoh", "tidak ada yang menyenangkan". Jika yang terjadi demikian, orangtua perlu mencari tahu mengapa anak mengatakannya.
Cari dukungan
Sama seperti orang dewasa, anak-anak yang stres kadang belum mampu mengatasi rasa stres mereka sendiri. Oleh karenanya, jangan segan mencari bantuan psikolog, untuk mengidentifikasi masalah dan strategi efektif untuk mengatasi perasaan stres yang luar biasa.