Facebook Jadi Pintu Eksploitasi Seksual Anak
- REUTERS/Dado Ruvic
VIVA – Kekerasan pada anak khususnya kekerasan seksual seolah menjadi masalah yang tak pernah ada habisnya di Indonesia. Ditambah lagi dengan era teknologi saat ini yang memudahkan pergerakan informasi, kekerasan dan eksploitasi seksual menjadi masalah yang semakin menghimpit anak-anak Indonesia.
Staf Ahli Menteri Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sri Danti Anwar, mengungkapkan, data di Indonesia menunjukkan angka yang masih tinggi dalam kasus eksploitasi seksual anak.
"Dari data hasil kerja sama kami dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) di Jambi, data terbaru menunjukkan ada 87 korban eksploitasi anak secara online, sebagian besar pintu masuknya adalah Facebook," ujar Danti dalam media talk 'Eksploitasi Seksual Anak Online' di Gedung KPPPA, Jakarta, Kamis 5 April 2018.
Angka kasus eksploitasi seksual anak online yang tinggi, juga menyebar di daerah lainnya seperti Surabaya, Semarang, Bandung, Riau, dan Palembang.
Di Bandung, Danti, mencontohkan kasus anak laki-laki yang mengalami eksploitasi seksual. Ia dibawa oleh sang ibu untuk syuting film dewasa yang videonya sempat viral.
Danti melanjutkan, kasus eksploitasi anak secara online punya perbedaan dengan eksploitasi offline. Karena, mereka punya target tersendiri yang segmented yang tidak bisa diintervensi langsung kalau tidak masuk ke jaringan itu.
"Dan ini bukan hanya nasional, tidak terbatas, sehingga lebih mengerikan dan jadi fokus dunia," kata Danti.