Berpikir Positif, Cara Simpel Cegah Kekerasan Anak
VIVA – Kasus kekerasan anak berujung maut yang terjadi pada bayi Callista, memberi keresahan baru di masyarakat. Sebab, penganiayaan tersebut dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri sehingga membuat bayi mungil itu kehilangan nyawa untuk selamanya.
Sebelumnya, kasus kekerasan anak kembali terjadi di Karawang, Jawa Barat. Bayi Callista berumur 1,5 tahun meninggal usai mendapatkan kekerasan. Pelaku tak lain adalah ibu kandungnya bernama Sinta. Diduga sang ibu tega melakukan kekerasan terhadap anaknya karena faktor ekonomi.
Faktor pemicu dari kekerasan yang dilakukan oleh sang ibu kandung, Sinta, memang masih diteliti oleh pihak yang berwenang. Meski begitu, tekanan dari permasalahan di kehidupan bisa menjadi sumber terkuat dalam memicu emosional yang berdampak pada kekerasan yang dilakukannya.
"Kalau memang ada masalah di kehidupan, harus dihadapi sesulit apapun itu. Gimana caranya biar terasa mudah dan tak tertekan? Cara paling mudah yaitu berdialog dengan orang terdekat. Bisa pasangan, tetangga, keluarga untuk cari bantuan," ujar Psikolog Anak dan Keluarga, Sani Budiantini, kepada VIVA beberapa waktu lalu.
Sani menegaskan, masalah apapun di kehidupan, harus bisa dihadapi secara positif. Hal ini bisa dilatih dengan meningkatkan ketahanan mental melalui aktivitas yang juga positif.
"Meningkatkan ketahanan mental itu salah satunya bisa dengan hobi yang kita lakukan. Sederhana tapi di situ melatih kesabaran kita, di samping tetap berdialog dengan orang terdekat," paparnya.
Menata hidup dengan lebih baik, bisa berdampak dengan diri yang semakin positif. Selain itu, Sani juga menyarankan untuk kembali ke Yang Maha Kuasa jika memang masalah hidup yang dirasakan terlalu berat.
"Enggak mesti ke psikolog kalau memang budgetnya minim. Cukup dengan management atau menata diri sendiri di kehidupan, ngobrol dengan keluarga, melakukan hobi, kembali dekat ke Tuhan, semua dukungan itu bisa memacu pemikiran lebih baik dan hidup terasa ringan."