Agar Anak Jadi Pengusaha Sukses, Ajarkan 5 Hal Ini

Jiwa wirausaha pada anak bisa ditanamkan sejak usia dini
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Anda mungkin kini seorang usahawan, atau campuran wirausaha dan karyawan (setengah bisnis, setengah pekerja), atau bisa jadi murni karyawan.

Mengenal Entrepreneurship: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Tantangannya

Baik, apa pun latar belakang Anda sekarang, ketika Anda mengakses artikel ini, nyaris dipastikan bahwa Anda adalah orangtua yang memiliki harapan anak menjadi usahawan seperti Anda, meneruskan bisnis keluarga, atau mereka sukses mendirikan bisnis sendiri. Ya, minimal punya jiwa entrepeneur. Benar?

Seorang motivator sekaligus CEO Extreme Youth Sport, Duane Spires, memaparkan bahwa anak usia lima tahun atau lebih, sudah seharusnya diajarkan mengenai kepemimpinan, kepercayaan diri, serta belajar untuk menjadi lebih baik. Karakter itulah yang dibutuhkan anak sebagai menjadi modal menjadi usahawan di masa depan.  

Siap Berkantor di IKN, Perhimpunan Pengusaha Akan Bantu Pemerintah Cetak Banyak Entrepreneur

Duane Spires, seperti dikutip dari laman Inc, lantas memaparkan beberapa langkah yang bisa Anda terapkan pada anak untuk membantunya menjadi entrepeneur di masa depan.  

1. Bantu anak menetapkan goal apa yang ingin ia capai di masa depan
Ajari anak untuk memasang target pencapaiannya adalah hal yang mutlak. Tanpa goal, ibarat orang yang berjalan tak tentu arah. Jika sudah punya goal, tulis. Menurut penelitian, menuliskan goal membantu tercapainya target tersebut hingga 80 persen.

Jadi Salah Satu Wanita Tersukses, Valeriana Rosmaya Awalnya Cuma Jualan Selimut dari Rumah ke Rumah

Caranya, ajak si kecil menuliskan target hidupnya sebanyak 10 buah dan buat ia memilih satu target yang bisa memberi dampak positif di hidupnya. Lalu, buat mereka termotivasi untuk mulai melaksanakan targetnya sejak dini.

2. Bantu anak belajar mengenali peluang yang membuat langkahnya semakin maju

Banyak orang gagal karena mereka kesulitan mengetahui kesempatan yang ada. Ajak si kecil untuk memulai memahami arti kesempatan. Caranya mudah, cukup beri anak sebuah jalan cerita lengkap dengan masalah yang ada. Lalu ajak ia melakukan brainstorming untuk mencari solusinya. Ini akan memudahkannya mencapai solusi yang posìtif, dibandingkan hanya fokus pada masalah tersebut.

3. Literasi keuangan adalah wajib!

Faktor ini perlu diajarkan orangtua sejak dini. Mengajar anak-anak tentang uang pada usia dini akan menanamkan fondasi keuangan, yang sering gagal diajarkan oleh sekolah.

Caranya, biarkan si kecil memiliki kesempatan dengan menggunakan uang miliknya untuk membayar sesuatu, lalu biarkan ia mengaturnya sendiri dan mengembalikan sisa uang yang ada. Beri edukasi pada mereka untuk investasi uang miliknya dengan membeli barang yang bermanfaat di kemudian hari. Bukan benda-benda yang memiliki nilai konsumtif, ya.

4. Membangun kreativitas anak membantu menumbuhkan skill marketing

Mengajari anak-anak tentang pemasaran adalah cara yang bagus untuk mempersiapkan anak memiliki kemampuan menarik pelanggan. Seperti yang Anda ketahui, tanpa pelanggan, bahkan bisnis terbesar pun akan gagal. Kreativitas dan marketing adalah keterampilan yang sangat bermanfaat untuk dipelajari di usia muda.

Cara mengajarnya, ajak anak untuk mengobservasi materi marketing seperti banner, billboard, iklan di televisi, iklan cetak di majalah, dan materi promosi lainnya. Tanyakan kepada mereka apa yang menarik perhatian tentang pesan dalam iklan itu? Bagaimana mengidentifikasi hal-hal seperti: judul, subjudul, dan ajakan persuatif. Dorong mereka untuk membuat materi pemasaran mereka sendiri untuk ide bisnis mereka.

5. Jangan menghukum ketika gagal, beri semangat pantang menyerah

Kegagalan bukan berarti buruk. Kegagalan bisa menjadi pelajaran positif yang harus dipahami anak. Membiarkan anak gagal dapat membangun jiwanya dalam membuat jalan baru menuju hal yang diinginkan.

Cara mengajarnya sederhana. Ketika anak gagal, jangan menghukum, tetapi diskusikan hal-hal apa yang menyebabkan ia gagal dan ajak ia bertukar pikiran untuk mencegah kegagalan itu terjadi lagi di masa mendatang. Dorong anak untuk tidak mudah menyerah. “Setiap kegagalan membawa benih kesuksesan yang sama atau lebih besar,” kata Napoleon Hill, penulis buku ‘Think and Grow Rich’.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya