90 Ribu Beasiswa Bidikmisi untuk Anak Tak Mampu dan Santri
- VIVA.co.id/Purna Karyanto Musafirian
VIVA – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, dengan adanya program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi, pemerataan pendidikan di Indonesia dapat terealisasikan.
Akses pendidikan tinggi saat ini, dapat diraih kalangan tidak mampu, termasuk kalangan tidak mampu yang menuntut ilmu di pondok-pondok pesantren seluruh Indonesia.
“Tahun 2018, Program Bidikmisi menyasar siswa SMA/sederajat yang berprestasi dari keluarga kurang mampu sebanyak 90 ribu orang untuk masuk perguruan tinggi. Anak-anak pondok pesantren dapat turut mendaftarkan diri di program Bidikmisi ini,” ungkap Nasir dalam Sosialisasi Beasiswa Bidikmisi di Pondok Pesantren Yayasan Mamba’ul Ma’arif, Senin 19 Maret 2018.
Nasir menjelaskan bahwa melalui program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi 2018, uang kuliah dan biaya hidup selama kuliah ditanggung pemerintah. Ada tiga jalur masuk perguruan tinggi negeri yang dapat dimanfaatkan peserta Bidikmisi, yaitu jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Pergururan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Mandiri (SM) dibuka 122 PTN di Indonesia.
“Program Beasiswa Bidikmisi diharapkan dapat memutuskan mata rantai kemiskinan yang ada di Indonesia,” kata Nasir menambahkan.
Program bantuan biaya pendidikan, Bidikmisi dapat menjembati putra-putri penerus bangsa untuk mendapat pendidikan tinggi yang layak dan merata. Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif sendiri sudah mendaftarkan 163 siswa-siswinya dalam SNMPTN yang akan secara serentak diumumkan pada 17 April 2018 di laman www.snmptn.ac.id.
Dalam acara tersebut, Nasir meyakinkan anak pesantren seperti di Yayasan Mamba’ul Ma’arif bisa bersaing untuk mendapatkan PTN di Indonesia. “Belajar yang rajin dan jaga kesehatan, serta berdoa” kata Nasir memberikan tips untuk masuk PTN.